Joni dan Stefan Dianiaya hingga Tewas di Unimed, ternyata Tauke Bawang dan Anak Pensiunan Polisi
Joni-Stefan Dianiaya hingga Tewas di Unimed, ternyata Toke Bawang dan Anak Pensiunan Polisi
Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: Tariden Turnip
Di Gedung Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu Universitas Negeri Medan (Unimed) tampak sepi hanya ada seorang wanita yang duduk fokus di depan layar komputer.
Tak lama kemudian datang seorang pria bertubuh gempal mengenakan kemeja biru dengan rambut cepak berkulit sawo matang menghampiri. Dia seperti tidak saat menjumpai awak media.
"Bapak sedang tidak ada di tempat. Dia sedang ke Bali ada kerjaan. Hari senin mungkin pulang, hari Senin aja ya datang lagi untuk wawancara," kata Andre, Kamis (21/2/2019).
Beberapa awak media sempat mengarahkan agar Andre menelepon yang bersangkutan Humas Unimed M Surip untuk diberikan mandat memberikan informasi. Namun ia mengaku Humas tidak bisa ditelepon.
"Bapak tidak bisa ditelepon dari tadi," katanya.
Setelah 30 menit kemudian, sekitar pukul 14.26 WIB seorang pria mengenakan kacamata menggunakan kemeja batik datang menghampiri.
"Paling jam 3 bapak balik biasanya," katanya.
Saat dilayangkan pertanyaan apakah benar M Surip sedang pergi ke Bali karena ada kerjaan, pria ini sempat mengerutkan dahinya.
"Tapi hari ini memang belum ada nampak dari pagi bapak," ujarnya.
Satu jam berselang, karena orang yang diharapkan untuk memberikan informasi tidak kunjung menampakkan batang hidung dan memberikan kejelasan. Awak media akhirnya membubarkan diri.
Padahal Rabu (20/2/2019), Surip masih bisa dikonfirmasi soal aksi main hakim sendiri yang menewaskan Joni dan Stefan.
"Mereka satu harian sudah diintai oleh petugas keamanan dan beberapa mahasiswa. Memang mereka tertangkap tangan mengambil helm dan sepeda motor," kata Surip.
"Jadi di pintu keluar, mereka didapatkan oleh petugas keamanan. Diteriaki maling dan langsung banyak mahasiswa berdatangan," sambungnya.
Surip menjelaskan bahwa selama ini di dalam kampus sudah sering hilang motor pegawai serta mahasiswa dan ujung-ujungnya selalu petugas keamanan yang disalahkan.
Rupanya sebelum kejadian, dua pelaku ini sudah diintai dalam seminggu terakhir. Karena sering masuk kampus sore-sore, terkadang hilang kadang datang, begitu terus berulang.
"Makanya kita intai dan kedapatan dan dihakimi massa di pintu keluar," ungkap Surip.
Ditanya apakah pelaku diduga pernah beraksi di Unimed sebelumnya, Surip menduga bisa saja hal itu pernah terjadi. Karena mereka sering masuk kampus dengan pakaian biasa.
Lanjut, soal apakah petugas keamanan telah melakukan pengamanan sesuai SOP, Surip beberkan bahwa petugas keamanan telah melerai mahasiswa untuk menghakimi dan langsung melaporkan ke polisi.
Polisi agak lama datang karena mau magrib. Setelah datang langsung pelaku dibawa keluar oleh polisi.
"Kami tidak tahu kelanjutan mereka itu. Waktu dibawa keluar kampus mereka masih hidup. Orang masih bisa berjalan, tapi memang yang satu sudah tidak bisa jalan," urainya.
Lebih lanjut, soal adanya dugaan mati di hakimi massa, Surip menuturkan bahwa petugas keamanan sebenarnya sudah membantu melerai. Bahkan beberapa pegawai masuk juga untuk membantu melerai.
"Mungkin kalau ada pemukulan, karena mereka sudah kesal dan tidak bisa dibendung lagi," beber Surip.
(mak/mft)