Bupati Soekirman Beri Tips Agar Tak Terjadi Konflik Dengan Wakil

Adapun salah satu yang menjadi pembahasan adalah mengenai Kabupaten Serdang Bedagai yang menjadi daerah minim konflik.

Penulis: Indra Gunawan |
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Bupati Sedang Bedagai, Soekirman menjadi narasumber dalam kegiatan acara talkshow Zero Conflict Leader Jum,at, (22/2/2019) 

TRIBUN-MEDAN.com- Bupati Serdang Bedagai, Soekirman menjadi narasumber dalam kegiatan acara talkshow Zero Conflict Leader ” yang diadakan oleh PATRON Institute bertempat di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Medan Jum,at, (22/2/2019).

Talkshow ini dibuka oleh Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Efi Brata Madya. Adapun salah satu yang menjadi pembahasan adalah mengenai Kabupaten Serdang Bedagai yang menjadi daerah minim konflik.

Ditanyakan kepada Soekirman saat itu bagaimana pemimpin dapat meminimalisir dan mengelola konflik di daerahnya.

Ketika itu Soekirman menyampaikan sebagai pelayan publik terkadang seorang Pejabat tidak boleh melakukan kesalahan. Karena ketika ada di jalur publik, penilaian negatif akan lebih mudah muncul dibanding apresiasi atas hal positif. Dirinyapun menyampaikan sangat mengapresiasi penilaian yang diberikan oleh PATRON Institue ini.

" Konflik bisa diminimalisir jika pempimpin selalu mengikuti aturan main atau ketentuan yang berlaku. Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pembagian tugas dalam hal ini antara Bupati dan Wakil Bupati. Jika mengikuti aturan dan batas kewenangan maka tidak akan terjadi konflik,"ujar Soekirman.

Ditambahkannya bahwa pemimpin adalah mediator sehingga harus mampu memediasi jika ada potensi konflik yang mungkin terjadi. Dibocorkannya bahwa ada strategi penanggulangan konflik. Selain Chemistry yang baik juga harus polulis, polularitas, berintegritas, kapasitas termasuk juga elektabilitas.

" Selain itu isi tas maksudnya kemampuan finansial,"ucap Soekirman.

Direktur Eksekutif PATRON Institute, Fajar Siddik menjelaskan PATRON Institute adalah lembaga pelatihan, penelitian dan pengembangan jaringan pembangunan. Disebut kegiatan ini sudah melalui beberapa diskusi kecil dan identifikasi khusus untuk menetapkan tema zero conflict leader dalam talkshow dimana dilakukan pada masyarakat dengan usia 25 tahun.

Disinggung juga saat itu bahwa pada tahun 1985 Soekirman sudah memprakarsai pompa pembangkit air bersih tanpa mesin dan mengalirkan air bersih di Desa Kotarih Pekan Kecamatan Kotarih.

"Bapak Soekirman merupakan tokoh yang muncul dari masyarakat biasa dan memiliki kualitas kepemimpinan karena ingin berbuat bagi rakyat. Dalam masa kepemimpinannya tidak ada konflik yang dianggap berarti di kabupatennya, sehingga PATRON menganggap layak diidentifikasi sebagai zero conflict leader,"kata Fajar.

Sementara itu Faisal Riza Pemikir Politik Islam Kepemimpinan yang hadir diacara ini menyebut membawakan materi konflik dan cara mengelolanya menjadi isu yang sering muncul karena sering terjadi perpecahan antara pemimpin dan wakilnya. Disebut jika ini terjadi maka konflik akan berdampak luas.

"Sehingga pemimpin harus memiliki kemampuan mengelola konflik dam mencegah potensi konflik terjadi bahkan sebelum konflik tersebut terjadi," katanya.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved