Sumut Terkini
Mahasiswa STGH Dukung Seruan Ephorus HKBP Tutup TPL
Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga momentum deklarasi sikap mahasiswa terhadap krisis ekologi di tanah Batak.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Suara lantang mahasiswa Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP menggema dalam dialog publik bertajuk “Seruan Alam Tano Batak: Mahasiswa/i berbicara krisis ekologi”.
Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga momentum deklarasi sikap mahasiswa terhadap krisis ekologi di tanah Batak.
Dialog publik ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Yudhi Simorangkir selaku Koordinator Horas Halak Hita Regional Sumut dan Goklas Nababan selaku Ketua Umum BKS Pemuda/i GKPI tingkat Sinode.
Acara dipandu oleh Jonathan Pandiangan selaku Ketua BKM STGH HKBP dan dibuka secara resmi oleh Pendeta Azwar Anas Pasaribu, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STGH. Pendeta Azwar menegaskan, STGH terbuka bersinergi dengan berbagai lembaga dalam meningkatkan kualitas mahasiswa.
Dalam diskusi yang berlangsung kemarin, Sabtu (13/9/2025), Yudhi Simorangkir menjelaskan, kerusakan ekologi tidak bisa dilepaskan dari dimensi ekonomi.
“Ketika hutan hancur, masyarakat sekitar kehilangan sumber hidupnya. Krisis lingkungan berarti juga krisis ekonomi bagi rakyat kecil,” ujar Goklas Nababan, Minggu (14/9/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya solidaritas gerakan mahasiswa dalam melawan eksploitasi alam yang berlebihan.
Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 150 mahasiswa dari berbagai tingkatan. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan kritis dan gagasan yang disampaikan.
Suasana semakin hidup ketika mahasiswa menanggapi narasumber dengan semangat, menandakan kesadaran ekologis yang kian menguat di kalangan generasi muda.
Dari forum ini, mahasiswa STGH menyatakan komitmen bersama: mendukung penuh Ephorus HKBP dalam perjuangan menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Mereka juga sepakat melanjutkan gerakan dengan melakukan kampanye digital melalui Instagram dan TikTok, Facebook serta menggelar aksi doa lilin sebagai wujud kepedulian atas rusaknya ekologi di tanah Batak.
Ia jelaskan, acara ditutup dengan momen penuh haru dan semangat perjuangan, ketika seluruh peserta berdiri bersama narasumber menyanyikan lagu “O Tano Batak”.
"Lagu ini menggema menjadi simbol persatuan dan tekad mahasiswa untuk melawan perusak alam, sekaligus meneguhkan bahwa suara generasi muda Batak siap berada di garda depan dalam menjaga tanah leluhur," pungkasnya.
(cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
DAFTAR 8 Bursa Calon Rektor USU 2026-2031, Johny Marpaung Satu-satunya Tanpa Status Guru Besar |
![]() |
---|
Event Internasional Trail of The Kings Bakal Digelar di Samosir, Begini Kesiapan Pemkab Samosir |
![]() |
---|
Pejudo Sumut Winner Panggabean Sumbang Medali Emas untuk Indonesia pada Kejuaraan di Australia |
![]() |
---|
Punya Wilayah Geografis Luas, Pemkab Simalungun Kerjasama dengan POS Kirim Adminduk |
![]() |
---|
Kickboxer Sumut Pulang dengan Segudang Pengalaman Usai TC Luar Negeri Jelang SEA Games 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.