Ngatiyem Ditemukan Telungkup dengan Punggung Berlubang di Kebun Sawit Pondok Afdeling III PTPN IV

Korban yang keseharian bekerja sebagai pedagang kacang ini ditemukan warga dengan punggung berlubang.

Penulis: Tommy Simatupang |
Tribun Medan/Tommy Simatupang
Ngatiyem Ditemukan Telungkup dengan Punggung Berlubang di Kebun Sawit Pondok Afdeling III PTPN IV. Jenazah Ngatiyem alias Iyem (40) saat ditemukan warga di Pondok Afdeling III, PTPN IV Laras, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Selasa (19/3/2019). 

Kasat Reskrim AKP Juriadi, ketika dikonfirmasi pada Selasa (1/1/2019) membenarkan. Katanya, dugaan sementara, motif pembunuhan karena AS sakit hati dan dendam.

Barang bukti yang ditemukan polisi
Barang bukti yang ditemukan polisi (Tribun Medan)

 

Prabowo Samakan Diri dengan Nelson Mandela dan Bantah Tuduhan Kudeta

Demi Dana Kampanye Sandiaga Uno Jual Saham dan Aset, Partai Pendukung Malah Belum Menyumbang

Status AS dinyatakan mangkir kerja selama tiga hari oleh korban, padahal AS sedang masa cuti. "Dugaan motif karena sakit hati," ujar Juriadi.

"Pelaku menyerahkan diri usai membunuh. AS menemui saksi Monogu Simamora (Mandor I Afdeling II) yang sedang minum kopi, untuk menemaninya menyerahkan dirinya ke kantor Polsek Padang Tualang," tambahnya.

Mantan Kasat Narkoba di Polres Simalungun ini menjelaskan, awalnya, sebelum pembunuhan, AS menemui mandor panen yang bernama Sarasih menanyakan terkait statusnya yang dinyatakan mangkir selama tiga hari.

Namun pelaku menerima jawaban dari mandornya tersebut, bahwa itu wewenang Asisten Afdeling III.

"Jadi AS ini sebelum membunuh sempat bertanya kepada mandornya, kenapa dia dibuat mangkir, padahal seharusnya cuti, namun mandor mengatakan tidak tahu dan alasannya itu wewenang asisten," ujar Kasat.

Pengakuan AS, mendengar jawaban mandornya, dia pulang ke rumah. Saat itu, AS mengaku gelap mata dan pikir, ketika sedang duduk seorang diri, AS mendengar bisikan.

Tabrak Tiang Lampu Jalan, Berlin Parapat dan Teman Wanitanya Tewas di Tempat

Awali Tahun 2019, Jokowi: Optimis Optimis Optimis, Prabowo: Penentuan Tahun Kebangkitan

"Ada yang bisiki saya, mengatakan bahwa dia ( M Iqbal Lubis) sudah kelewat batas sama saya dan menyuruh bunuh saja" kata AS saat memberi keterangan kepada petugas.

Mendapat bisikan gaib, AS lantas pergi ke daerah Titi Stabel di Sawit Seberang membeli pisau seharga Rp 20 ribu.

"Setelah membeli pisau, dia singgah ke masjid di daerah Batang Serangan untuk berdoa, agar iblis yang membisikan kepada tersangka pergi dari tubuhnya," kata Juriadi.

Setelah itu, AS langsung pulang ke Sawit Hulu.

Namun, sesampai di daerah Sawit Seberang, pelaku mengatakan kalau dia mendapat bisikan lagi untuk minum-minum tuak dan bisikan itu menguasai langkahnya untuk menenggak tuak.

Setelah minum tuak, AS langsung menuju ke kebun Sawit Hulu (TKP Pembunuhan) dengan membawa pisau dapur yang akan digunakannya untuk membunuh korban.

PERISTIWA HARI INI - Korban Longsor di Sukabumi Bertambah, 9 Orang Tewas, 38 Orang Hilang

Demi Dana Kampanye Sandiaga Uno Jual Saham dan Aset, Partai Pendukung Malah Belum Menyumbang

Setibanya di tempat kejadian perkara pelaku kemudian mencari-cari korban.

AS pun bertemu dengan korban di depan kantor Afdeling III Sawit Seberang. AS langsung menanyakan alasan korban menyatakan dirinya mangkir.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved