Minuman Beralkohol Tertua dengan Cita Rasa Khas, Diproduksi dari Kebun Anggur Pegunungan Troodos
Secara historis, wine telah dibuat sejak 6000 SM di Pegunungan Kaukasus yang berbatasan dengan Eropa Timur dan Asia Barat.
Pada abad ke-13, Ksatria Templar (salah satu pasukan dalam Perang Salib) mendirikan markas mereka berjuluk Grand Commanderie di wilayah dekat tempat pembuatan anggur ini.
Dari sanalah Tentara Salib ikut mengawasi produksi anggur tersebut. Tak hanya dari buah anggur saja, melainkan dari produk pertanian lainnya, seperti tebu, di seluruh pulau yang mereka kirim kembali ke Eropa untuk menghasilkan banyak uang.
Karena ada benteng di dekat pembuatan wine tersebut, wilayah langsung dikenal sebagai Commanderie yang kemudian menjadi Commandaria. Akhirnya, wine buatan tempat itu sering disebut Commandaria.
Setelah itu, wine Commandaria menjadi terkenal dan populer di seluruh Eropa. Menurut legenda, anggur ini juga anggur utama yang dikonsumsi pada Hari Raya Lima Raja (The Feast of Five Kings) di Kota London.
Dua jenis anggur
Wine Commandaria dibuat menggunakan dua jenis anggur yakni xynisteri dan mavro.
Beberapa anggur yang terlalu matang biasa diakali dengan menjemurnya pada bawah sinar matahari. Langkah ini membantu untuk meningkatkan kepadatan gula dan membuatnya lebih terasa manis.
Setelah proses ini selesai, minuman ini disegel dalam tong kayu hingga tiga tahun lamanya.
Keunikan rasa yang khas dari anggur ini berasal dari ketinggian tempat anggur ditanam dan kondisi tanah setempat yang berasal dari batuan kapur Pegunungan Troodos.
Sampai sekarang, tak ada wine tua lain yang masih diproduksi, yang menandingi usia Commandaria.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Wine" Commandaria, Minuman Beralkohol Tertua dengan Cita Rasa Khas"
