Dalam 7 Menit Rudal China Hantam Manila, Duterte Gertak Balik China Siapkan Tentara Misi Bunuh Diri
"Saya tidak akan memohon. Saya hanya ingin mengatakan jangan sentuh Pag-asa, karena saya punya tentara di sana," tegas Duterte.
Pertama adalah jika mereka benar-benar mengakui kapal mereka berlayar di kawasan sengketa.
Kedua, Filipina bakal bertanya mengapa China membiarkannya.
Ketiga, Filipina bakal meminta China untuk tidak lagi membiarkan kapal itu berlayar di sana.
Duta Besar China untuk Filipina Zhao Jianhua menanggapi nota itu dan menuturkan Beijing saat ini berusaha mengonfirmasi berapa banyak kapal mereka yang berlayar di Thitu.
"Ada kemungkinan kapal yang berlayar itu adalah kapal nelayan yang tidak berbahaya," papar Zhao mengomentari pulau di jaringan Spratlys tersebut.
Politisi oposisi Gary Alejano pada pekan lalu mendesak pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte untuk tidak membiarkan China terlalu lama merajalela di sana.
"Keberadaan China adalah fakta yang tidak bisa kami sepelekan. Setiap hari, peluang bakal terbuang jika tidak segera bertindak," tegas Alejano.
Selain Filipina, China, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim Thitu yang mempunyai populasi 100 orang dan sejumlah personel militer.
Pulau itu berlokasi 500 km dari Palawan, kepulauan utama Filipina yang bakal jadi tuan rumah latihan perang gabungan dengan Amerika Serikat (AS) dua pekan mendatang.
Meski berani mengancam balik China, sebelumnya Duterte berulang kali berkata jika perang dengan China terjadi, maka negaranya bakal menderita kekalahan.
Duterte menyatakan niatnya untuk membina hubungan baik dengan China meski masih ada permasalahan Laut China Selatan.
Menurut Duterte seperti dilansir Russian Today Rabu (3/4/2019), China dan Filipina tidak mempunyai isu yang tidak bisa diselesaikan secara politik.
Selain itu, presiden yang akrab disapa Digong itu mengatakan dia tidak ingin jika harus berkonfrontasi dengan Beijing dalam skala militer.
Duterte menuturkan jika mereka berperang dengan China, maka Angkatan Laut Filipina bisa porak-poranda hanya dalam hitungan menit.
"Jika saya mendeklarasikan perang melawan China, maka rudal mereka bisa menghantam ibu kota Manila dalam waktu tujuh menit," paparnya.
Dalam pidatonya saat membuka latihan gabungan antara militer Filipina dengan Amerika Serikat ( AS), Duterte juga menekankan China berkomitmen berkawan dengan negaranya.