Rektor Universitas Panca Budi Bantah Mahasiswanya Usir Menteri Luhut: Mereka Tidak Pakai Dresscode

Hendy mengatakan sebenarnya kehadiran Luhut dalam kapasitas sebagai menteri yang memberikan kuliah umum dan tidak ada unsur berkonotasi pada politik.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Tribun Medan
Rektor Universitas Panca Budi Bantah Mahasiswanya Usir Menteri Luhut: Mereka Tidak Pakai Dresscode. 

Rektor Universitas Panca Budi Bantah Mahasiswanya Usir Menteri Luhut: Mereka Tidak Pakai Dresscode

TRIBUN-MEDAN.com- Rektor I Universitas Panca Budi, Hendy Bhakti Alamsyah akhirnya memberikan keterangan soal pengusiran yang dialami oleh Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pada Jumat (12/4/2019) malam.

Hendy mengatakan sebenarnya kehadiran Luhut dalam kapasitas sebagai menteri yang memberikan kuliah umum dan tidak ada unsur berkonotasi pada politik.

"Di dalam paparannya, Menteri memberikan motivasi kepada mahasiswa menuju Indonesia emas. Di dalam rombongan pak Luhut ada dibawa pengusaha sukses yakni Gojek. Itu aja, kuliah umum dilaksanakan selama 20 menit," kata Hendy, Sabtu (13/4/2019).

Mengenai teriakan mahasiswa, Hendy menuturkan bahwa itu tidak ada kaitannya dengan sebuah penolakan. Hanya saja kehadiran pak Luhut berada di kisaran politik.

"Jadi ketika ada reaksi masa seperti itu, kita tidak bisa, karena undangan bukan hanya mahasiswa Panca Budi saja. Mahasiswa dari luar juga. Massa yang ikut kuliah umum, tidak bisa diprediksi darimana dari mana," ujar Hendy.

MENTERI LUHUT Angkat Bicara, Video Penolakan Dirinya di Kampus Panca Budi Medan Viral di Medsos

Lihat Pacar Berboncengan Dengan Wanita Lain, Remaja Perempuan Ini Bunuh Diri Melompat ke Sungai

Wakil Gubernur Sumut Berharap Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Cegah Stunting di Sumut

Nasib Bocah (6) Diterkam Buaya, Anggota Tagana Teriak, Mengharukan saat Ayah Melihat Kondisi Korban

"Yang berteriak tidak menggunakan jaket Almamater. Jadi nggak bisa mengklaim mahasiswa Panca Budi, walaupun kejadian di halaman Panca Budi," sambungnya.

Lebih lanjut, Hendy sebenarnya sudah mengingatkan kepada mahasiswa Panca Budi bahwa dresscode pakaian acara kuliah umum adalah hitam putih.

"Kalau tidak baju putih celana hitam, nggak bisa diklaim mereka mahasiswa Panca Budi," terangnya.

Masih kata Hendy, tidak ada pengusiran dalam kuliah umum itu. Karena kuliah umum sudah selesai. Teriakan-teriakan yang terjadi reaksi pribadi mahasiswa saja.

Maruf Amin Angkat Bicara, Jelang Debat Terakhir Malam Ini, Link Live Streaming Debat Pilpres 2019

Pelatih PSMS Senang Liga 2 Bergulir di Pertengahan Juni: Masih Ada Waktu Merekrut Pemain Baru

Pemuda Pancasila Sumut Deklarasi Dukung Capres Jokowi-Maaruf di Pilpres 2019

"Pribadi mereka mungkin berada dikisaran paslon tertentu. Tidak bisa dipisahkan. Jadi wajar ada pergesekan. Diwajibkan mahasiwa pakai baju putih celana hitam," jelasnya.

Terpisah, sehari setelah kejadian, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya memberikan keterangan soal adanya pengusiran dirinya di Universitas Panca Budi Medan.

"Saya memberi penjelasan bagaimana kita ini sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Memang massa nya ini saya lihat terbelah dua. Lalu waktu saya naik ada yang provokasi. Saya bicara sekitar 20 menit sampai selesai, dimana pun saya bicara saya tidak pernah bilang pilih paslon ini pilih paslon itu," kata Luhut, di Hotel JW Marriott Medan, Sabtu (13/4/2019).

"Terutama kalau bicara di depan mahasiswa, saya selalu bicara bahwa kalian pilih paslon sesuai hati nurani mu, jangan golput, pergilah ke TPS besok tanggal 17 April. Tanya hati nurani mu siapa yang mau kau pilih. Lalu saya jelaskan keadaan ekonomi saat ini," sambungnya.

Selesai kuliah umum, lanjut Luhut dirinya turun dan masih ada kumpulan mahasiswa. Luhut lalu lewati kumpulan mahasiswa yang teriak.

"Mereka teriak Prabowo, Prabowo. Saya bilang enggak apa-apa, kami toss, toss, begitu. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil. Saya toss dan banyak yang selfie sama saya. Itu sudah jam 10 kurang sedikit. Kalau mereka mahasiswa yang masih muda begitu kan sah-sah saja. Jadi kalau ada yang bilang saya diusir, saya enggak merasa diusir. Sudah selesai semua," urainya.

Luhut mengaku bahwa dirinya tidak merasa di usir.

LUNA MAYA TERBARU - Terkuak Sifat Asli Luna Maya, Tetangga dan Sekuriti Perumahan Ungkap Hal Ini

Calon Legislatif Evi Yanti Bantah Gelapkan Uang Rp 54 Juta untuk Pindahkan WBP:Sudah Saya Kembalikan

"Kalau saya diusir, buat apa saya jalan di tengah-tengah mereka. Saya hampiri mereka sambil jalan ke jalan besar. Ada yang teriak-teriak “Jokowi lagi, Jokowi lagi” ada pula yang teriak “Prabowo, Prabowo” . Tidak apa-apa kan, demokrasi. Asalkan tidak sampai berkelahi, bermusuhan. Dan kalau sudah selesai mencoblos nanti ya sudah selesai, siapa pun yang menang ya itulah Indonesia," ujarnya.

Lanjut, Luhut merasa tidak masalah dirinya mengajak untuk melihat histori dimanapun dia berbicara. Luhut akui selalu mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah.

"Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di cc kan. Hasilnya tidak ditemukan itu," katanya.

"Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6 persen dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60 persen dari PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoax ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan," tuturnya.

Lebih lanjut, Luhut berharap para mahasiswa jangan ribut karena berita-berita hoax. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.

"Sekali lagi, saya tidak merasa di usir. Kalau diusir kenapa saya hampiri mereka. Ada yang ajak toss, selfie," ucapnya.

Luhut mengaku kejadian pengusiran ini baru pertama kali dialaminya.

"Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan," pungkas Luhut.

Untuk diketahui, dalam peristiwa itu ratusan  mahasiswa yang memakai almamater kuning di kampus Pancabudi Medan berteriak "Prabowo" dan mengacungkan dua jari menyerupai simbol calon presiden 02 saat Luhut Binsar Panjaitan atau LBP sedang melintas, Jumat (12/4/2019) malam.

MENTERI LUHUT Angkat Bicara, Video Penolakan Dirinya di Kampus Panca Budi Medan Viral di Medsos

Dalam video berdurasi 29 detik tersebut terlihat Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang mengenakan baju putih dan celana hitam melintas di tengah kerumunan mahasiswa dengan penjagaan dari beberapa orang.

"Prabowo..Prabowo..Prabowo," teriak ratusan massa yang didominasi memakai Almamater berwarna kuning.

Mendengar teriakan massa itu kemudian dibalas oleh Luhut dengan lambaian tangan dan melempar senyuman kearah mahasiswa.

Selain meneriaki nama Prabowo, ratusan mahasiswa itu juga menyayikan lagu yang bermakna mendukung Prabowo.

"Naik, naik Prabowo Sandi... Turun turun Jokowi...," ucap mahasiswa itu kompak.

Dalam video terlihat mahasiswa memadati halaman kampus Universitas Panca Budi (UNPAB) Medan sambil merekam dengan menggunakan handphone seluler mereka.

(mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved