Bikin Dokter & Keluarga Jantungan, Pendeta Bigman Sirait Mencoblos di Ambulans dan Infus Menempel

"Mencoblos itu keharusan. Jangan kita pernah tidak mau tahu urusan negara ini," ujar pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu.

Editor: Tariden Turnip
KOMPAS.com/ERICSSEN
Bikin Dokter & Keluarga Jantungan, Pendeta Bigmen Sirait Mencoblos di Ambulans dan Infus Menempel . Petugas PPLN Singapura memberikan penjelasan tata cara mencoblos kepada Bigman Sirait yang mencoblos di dalam ambulans di kompleks KBRI di Singapura, Minggu (14/4/2019). 

Bigman mengaku tidak khawatir akan keselamatannya saat harus diangkut dari rumah sakit ke ambulans.

"Saya tidak khawatir kalau dipanggil Tuhan. Prinsip saya kalau masih bisa kerja, mari kita kerja, jangan kita tidak bekerja, demikianlah prinsip mencoblos ini," katanya.

Bigman tidak ketinggalan memuji KBRI Singapura serta PPLN Singapura yang telah memfasilitasinya menggunakan hak pilih.

"Indonesia kita memang hebat benar," tuturnya.

Bigman beserta keluarganya, mengisahkan cerita pendeta itu dalam menggunakan hak pilihnya, yang digambarkan bak film.

“Minggu pagi kemarin dokter bersikukuh tidak mengizinkan berangkat ke KBRI untuk mencoblos.

Risikonya terlalu tinggi karena suami saya masih mengalami pendarahan," ujar Greta Mulyati, istri Bigman.

"Saat ini Pak Bigman masih dirawat intensif di ruangan ICU, di mana jika terjadi apa-apa bisa dilakukan transfusi langsung. Nah, kalau di ambulans kan bisa gawat kalau ada apa-apa," lanjutnya.

Greta melanjutkan, suaminya memang sangat gigih ingin mencoblos.

Bahkan, di malam Sabtu, Bigman memikirkan pakaian apa yang harus dia kenakan ketika mencoblos.

Bigman Sirait menunjukkan jari tangannya yang sudah tercelup tinta setelah selesai <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/mencoblos' title='mencoblos'>mencoblos</a> di dalam ambulans di kompleks KBRI <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/singapura' title='Singapura'>Singapura</a>, Minggu (14/4/2019). (Dokumentasi Pribadi)

Pendeta Bigman Sirait Bigman Sirait menunjukkan jari tangannya yang sudah tercelup tinta setelah selesai mencoblos di dalam ambulans di kompleks KBRI Singapura, Minggu (14/4/2019). (Dokumentasi Pribadi) 

Pihak KBRI sudah memberi lampu hijau untuk mengantarkan kotak suara dan surat suara ke rumah sakit untuk memfasilitasi Bigman.

Izin dari pihak rumah sakit dan tim dokter telah dikantongi, namun untuk proses ini diperlukan formulir A5.

Apa daya pihak keluarga tidak keburu lagi mengurus formulir A5 karena tak memperkirakan akan tinggal di Singapura sampai mendekati hari H pencoblosan.

“Kita datang 20 Februari hanya untuk check-up, rupanya kondisi suami tidak sehat, operasi dilaksanakan tanggal 8 Maret," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved