Viral Respons Shaymaa Ismaa'eel Menghadapi Pendemo Anti-Muslim: Perangi Kebencian dengan Cinta
"Mereka punya poster-poster bertuliskan 'Islam adalah agama kebencian. Mereka juga mengatakan kami di dalam sedang 'mendengarkan kebencian'.
"Satu-satunya pengalaman ditargetkan sebagai seorang Muslim yang saya ingat adalah sewaktu di kampus. Seorang pria berteriak kepada saya. Dia mengucapkan bahasa lain, namun dari nadanya saya tahu itu jelek artinya."
Satu-satunya kejadian dia merasa tidak aman sebagai "seseorang yang terang-terangan Muslim" adalah ketika dia memantau penembakan di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru.
Pada 15 Maret 2019, seorang penjunjung supremasi kulit putih menewaskan 50 orang yang membuat Selandia Baru mengubah undang-undang kepemilikan senjata api.
"Saya tahu itu bukan Amerika, tapi dari kenyataan bahwa itu terjadi, saya mulai merasa tidak nyaman seperti kami benar-benar dibenci," ujarnya.
Shaymaa berharap kejadian orang yang disasar berdasarkan agama bisa menurun.
"Saya pikir khalayak lebih menerima. Anda bisa melihat makin banyak orang seperti saya, memakai hijab.
"Majalah-majalah mode yang menampilkan perempuan Muslim, Anda tidak melihat yang seperti itu sewaktu saya lebih muda."
Artikel ini sudah tayang di bbc news indonesia berjudul: 'Perangi kebencian dengan cinta', perempuan Muslim berfoto bersama demonstran anti-Islam
