Disebut Mundur 4 Bulan Lagi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi: Jika Rakyat Tidak Mau Dipimpin

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi angkat bicara soal isu tentang pengunduran dirinya 4 bulan mendatang.

Penulis: Satia | Editor: Juang Naibaho
Tribun Medan/Satia
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berbicara di hadapan ribuan buruh yang hadir pada perayaan May Day, Rabu (1/5/2019), di Kampus Lembaga Pendidikan Perkebunan Medan. 

TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi angkat bicara soal isu tentang pengunduran dirinya 4 bulan mendatang.

Edy menampik kabar tersebut. Ia mengatakan, ucapan pengunduran diri empat bulan lagi, yang disampaikan beberapa waktu lalu, adalah apabila rakyat tidak menghendaki lagi dipimpin.

Gara-gara pemberitaan di media massa ihwal pengunduran diri tersebut, Edy mengaku harus meladeni pertanyaan dari para sahabat dan rekan kerjanya.

Baca: Daftar 9 Kepala Daerah Wanita Gubernur dan Bupati Terlibat Korupsi Diciduk KPK, Ada Jadi Bupati Lagi

Baca: Rekaman CCTV, Detik-detik Dua Pria Bobol Toko Pakaian di DR Mansyur Medan. .

Edy mengklaim tidak pernah bilang akan mundur 4 bulan lagi. Alasannya, ia baru delapan bulan menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.

"Saya tidak pernah bilang mundur. Orang se-Indonesia jadi ribut, dimarahi aku. Nanyai kok mundur kau. Siapa yang mau mundur?" kata Edy di hadapan ribuan buruh yang hadir pada perayaan May Day, Rabu (1/5/2019) di Kampus Lembaga Pendidikan Perkebunan Medan.

Dalam acara yang turut dihadiri Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah tersebut, Edy menegaskan bahwa yang dia katakan adalah pemimpin harus kokoh. Kalau rakyat memang tak mau dipimpin maka Edy mundur.

"Saya sudah delapan bulan menjabat, kalau empat bulan ke depan rakyat tidak berkehendak lagi maka saya akan mundur," kata Edy.

Baca: Liga Champions-Lionel Messi Tebar Ancaman, Pelatih Liverpool Minta Anak Buahnya Tidak Lengah

Baca: Kaisar Jepang tak Punya Mahkota, tapi Punya Tiga Harta Karun Misterius, Legenda dan Asal-usulnya

Ia menilai percuma saja terus menjabat sebagai Gubernur apabila rakyat tidak lagi menghendaki dirinya sebagai pemimpin.

"Untuk apa saya memimpin kalau rakyat tidak berkehendak," jelasnya.

Edy menegaskan, rakyat Sumatera Utara tidak boleh dipaksa-paksa dalam memilih pemimpin.

"Tanya rakyat, apakah mau dipimpin? Jangan dipaksa-paksa. Tak boleh ada yang memaksa rakyat Sumut," ucap mantan Pangkostrad tersebut.

Baca: Gegara Setya Novanto Terpidana Korupsi di Restoran Padang, Ditjen PAS Jadi Sorotan

Baca: Manusia Besi Ajax Amsterdam Ceploskan Gol Tunggal ke Gawang Tottenham Hotspur, Tonton Golnya

Heboh sinyal pengunduran diri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi empat bulan mendatang, mencuat saat Edy menghadiri peresmian Gedung PWI Sumut, Minggu (28/4/2019) lalu.

Dilansir Gatra, Edy Rahmayadi berniat mundur dari jabatannya jika rakyat tidak ingin dipimpin lagi olehnya.

Ucapan Edy menuai polemik dari sejumlah kalangan. Ketua Komisi A DPRD Sumut Muhri Fauzi Hafiz mengkritisi pernyataan Edy Rahmyadi tersebut yang dianggap masih belum menunjukkan sebagai pemimpin sejati.

“Sebaiknya Gubernur Edy Rahmayadi bisa memilih kata yang bermartabat untuk membangkitkan semangat rakyat yang saat ini sedang dipimpinnya,” kata Muhri Fauzi Hafiz, Minggu (28/4/2019).

 Baca: Ammar Zoni dan Irish Bella Bagikan Sandal Jepit kepada Para Tamu di Hari Pernikahan, Ini Alasannya

Baca: Bahagia Berpisah dengan Mantan Suami, Wanita Ini Adakan Pesta Perceraian dan Undang Teman-temannya

Muhri menilai pernyataan itu tidak tepat mengingat hal ini dinilai justru akan membuat masyarakat seolah 'melawan' terhadap Edy yang kini berstatus sebagai pemimpin.

“Ukuran rakyat tidak mau dipimpin bagaimana? Jangan dikesankan seakan-akan hari ini rakyat yang ‘melawan,’ seharusnya kepemimpinan yang sudah diberikan rakyat melalui Pilkada lalu dibuktikan dengan karya yang benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Sumatera Utara sesuai kewenangan yang diatur oleh UU,” kata Muhri.

Muhri menyebutkan sebagai seorang pemimpin, Edy Rahmayadi sejatinya menunjukkan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang benar-benar mampu menyentuh hati rakyat Sumatera Utara. Sehingga kebijakannya benar-benar mendapat dukungan penuh.

Ujaran-ujaran mundur seperti ini, sambung Muhri, justru akan kontradiktif dengan hal tersebut. “Kalau terus menerus mengeluarkan ujaran yang tidak bernilai bisa menjadi provokasi,” sebutnya.

Muhri berharap ke depan Edy Rahmayadi lebih bijak dalam menyampaikan pandangan terkait kondisi yang ada di Sumatera Utara.

Apalagi ia merupakan sosok pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat Sumut dengan harapan dapat mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat sesuai dengan visi-misinya saat maju sebagai calon gubernur pada Pilgubsu 2018 lalu.

Baca: Tak Suka Pekerjaan Fadel Islami Dipertanyakan, Muzdalifah Luapkan Kemarahannya

Baca: Pengakuan Terbaru Bupati Talaud Sri Wahyumi terkait Hadiah Fee Proyek, Bupati Tanya Mana Hadiahnya

Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara Muhammad Alwi Hasbi Silalahi menyarankan Edy tidak bicara seperti itu di depan khalayak ramai.

Ia menilai Gubernur Sumatera Utara terlalu bawa perasaan. "Saya pikir tak pantas seorang pemimpin bicara seperti itu, apa yang disampaikan pak gubernur pada hari Minggu lalu terkesan terlalu bawa perasaan," ungkap Hasbi dalam siaran pers yang diterima Tribun-Medan.com, Senin (29/4/2019).

Hasbi mengatakan seorang pemimpin itu harus selalu menularkan energi positif melalui narasi optimisme dan harus selalu melontarkan pernyataan-pernyataan yang membangkitkan semangat orang yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya, mengeluarkan narasi-narasi pesimistis.

Baca: Pemkab Samosir Raih Prestasi Penghargaan Kinerja Terbaik Pemda

Baca: Tak Kenal Takut, Remaja Ini Tantang Bahaya dan Bergelantungan di Puncak Gedung Setinggi 44 Lantai

Jika masih banyak pro dan kontra atas kepemimpinan Gubernur Sumut maka itu adalah konsekuensi yang harus diterima oleh seorang gubernur.

"Pak Edy ya harus terima segala konsekuensi menjadi Gubsu itu, jika pak Edy beranggapan masih banyak rakyat Sumut yang tidak mau dipimpin olehnya, ya itulah tugas pemimpin untuk bisa mengubahnya agar masyarakat Sumut jadi lebih baik. Jangan sedikit-sedikit baper," katanya.

Hasbi berharap Edy bisa fokus pada kinerja pemerintahan dan tidak lagi melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Baca: Luna Maya Pakai Body Lotion Seharga Rp 6 Juta untuk Perawatan Tubuh, Ayu Dewi Sampai Bilang Begini

Baca: Bikin Haru, Inilah Janji Suci yang Diucapkan Ajun Perwira kepada Jennifer di Hari Pernikahan

Kecewa Acara Musrenbang

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, belakangan ini kerap melontarkan kekecewaannya pada warga Sumut. Di antaranya saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2020.

Di acara Musrenbang tersebut, amarah Edy memuncak gara-gara sejumlah bupati dan wali kota tidak hadir. Acara itu lebih banyak dihadiri perwakilan bupati dan wali kota se-Sumut.

Gara-gara ketidakhadiran para kepala daerah tersebut, Edy sempat ingin meminta Musrenbang ini diulangi kembali.

"Kalau diwakili semua, dibubarkan saja Musrenbang ini, seperti ecek-ecek. Forkopimda diwakili, saya pun kalau diwakili, ajudan saja yang mewakili. Yang tidak diwakili masuk surga," ujar Edy Rahmayadi, di atas panggung aula, Hotel Santika Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis, Kota Medan, Jumat (12/4/2019) lalu.

(cr19/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved