DPRD: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Fokus Kerja Saja, Tak Perlu Munculkan Isu Mundur 4 Bulan Lagi
Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan, angkat bicara soal polemik Gubernur Edy Rahmayadi ingin mundur dari jabatannya jika rakyat tak mau dipimpin.
Penulis: Satia | Editor: Juang Naibaho
Ucapan tersebut menuai polemik dari sejumlah kalangan. Ketua Komisi A DPRD Sumut Muhri Fauzi Hafiz mengkritisi pernyataan Edy Rahmyadi tersebut yang dianggap masih belum menunjukkan sebagai pemimpin sejati.
“Sebaiknya Gubernur Edy Rahmayadi bisa memilih kata yang bermartabat untuk membangkitkan semangat rakyat yang saat ini sedang dipimpinnya,” kata Muhri Fauzi Hafiz, Minggu (28/4/2019).
Muhri menilai pernyataan itu tidak tepat mengingat hal ini dinilai justru akan membuat masyarakat seolah 'melawan' terhadap Edy yang kini berstatus sebagai pemimpin.
“Ukuran rakyat tidak mau dipimpin bagaimana? Jangan dikesankan seakan-akan hari ini rakyat yang ‘melawan,’ seharusnya kepemimpinan yang sudah diberikan rakyat melalui Pilkada lalu dibuktikan dengan karya yang benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Sumatera Utara sesuai kewenangan yang diatur oleh UU,” kata Muhri.
Muhri berharap ke depan Edy Rahmayadi lebih bijak dalam menyampaikan pandangan terkait kondisi yang ada di Sumatera Utara.
Apalagi ia merupakan sosok pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat Sumut dengan harapan dapat mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat sesuai dengan visi-misinya saat maju sebagai calon gubernur pada Pilgubsu 2018 lalu.
Baca: Vietnam-Indonesia Masih Panas, Kapal Latih Vietnam Kunjungi Indonesia & KSAU Janji Perkuat Natuna
Tiga hari berselang, tepatnya sat perayaan May Day pada Rabu (1/5/2019), Edy kembali bicara soal pernyataan ingin mundur dari jabatannya.
Edy menampik kabar tersebut. Ia mengatakan, ucapan pengunduran diri empat bulan lagi, yang disampaikan beberapa waktu lalu, adalah apabila rakyat tidak menghendaki lagi.
Edy mengklaim tidak pernah bilang akan mundur 4 bulan lagi. Alasannya, ia baru delapan bulan menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. "Saya tidak pernah bilang mundur. Orang se-Indonesia jadi ribut, dimarahi aku. Nanyai kok mundur kau. Siapa yang mau mundur?" kata Edy di hadapan ribuan buruh yang hadir pada perayaan May Day, Rabu (1/5/2019) di Kampus Lembaga Pendidikan Perkebunan Medan.
Gara-gara pemberitaan di media massa ihwal pengunduran diri tersebut, Edy mengaku harus meladeni pertanyaan dari para sahabat dan rekan kerjanya.\
Dalam acara yang turut dihadiri Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah tersebut, Edy menegaskan bahwa yang dia katakan adalah pemimpin harus kokoh. Kalau rakyat memang tak mau dipimpin maka Edy mundur.
Baca: Ridwan Kamil Bongkar Sosok Oknum Massa Baju Hitam, Lakukan Aksi Vandalisme Saat Mayday
"Saya sudah delapan bulan menjabat, kalau empat bulan ke depan rakyat tidak berkehendak lagi maka saya akan mundur," kata Edy.
Ia menilai percuma saja terus menjabat sebagai Gubernur apabila rakyat tidak lagi menghendaki dirinya sebagai pemimpin. "Untuk apa saya memimpin kalau rakyat tidak berkehendak," jelasnya.
Edy menegaskan, rakyat Sumatera Utara tidak boleh dipaksa-paksa dalam memilih pemimpin. "Tanya rakyat, apakah mau dipimpin? Jangan dipaksa-paksa. Tak boleh ada yang memaksa rakyat Sumut," ucap mantan Pangkostrad tersebut.
Baca: Berencana Menikah, Yuk Kunjungi Booth Aryaduta Medan
Baca: Liga Champions-Gol-gol Suarez dan Messi yang Buat Liverpool Tenggelam di Camp Nou
Kecewa Acara Musrenbang
Pernyataan Edy yang dianggap kontroversial, memang bukan terjadi kali ini saja. Sebelumnya, ia juga melontarkan pernyataan kontroversial saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2020.