Pasien Meninggal Setelah Disuruh Pulang Dokter RSUD Sidikalang, Bupati Dairi Minta Maaf

Eddy mengaku telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini. Hasilnya, tidak ada ditemukan kesalahan prosedural.

TRIBUN MEDAN/DOHU LASE
Pasien Meninggal Setelah Disuruh Pulang Dokter RSUD Sidikalang, Bupati Dairi Minta Maaf. Bupati Dairi Eddy Berutu menjelaskan perihal kasus kematian pasien Romauli, ibu muda yang meninggal dunia usai disuruh pulang dokter RSUD Sidikalang, Rabu (15/5/2019) malam di Kantor Bupati Dairi, Sidikalang. Bupati didampingi wakilnya, Jimmy Sihombing, dan Sekdakab Dairi Sebastianus Tinambunan. 

Pasien Meninggal Setelah Disuruh Pulang Dokter RSUD Sidikalang, Bupati Dairi Minta Maaf

TRIBUN-MEDAN.com- Kasus kematian Romauli br Simamora (24), ibu muda warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi yang meninggal dunia usai disuruh pulang pihak RSUD Sidikalang, mendapat perhatian serius dari Bupati Dairi Eddy Berutu.

Eddy mengaku telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini. Hasilnya, tidak ada ditemukan kesalahan prosedural.

Dokter dan paramedis IGD RSUD Sidikalang yang menangani pasien Romauli, kata Eddy, sudah memberikan penanganan sesuai prosedur operasional standar.

"Saya bersama wakil, Sekda, Kadis Kesehatan, dan Direktur RSUD Sidikalang sudah membentuk dua tim untuk melakukan audit investigasi. Tidak sempurna tentunya, karena kami tidak bisa melakukan autopsi," ujar Eddy.

Adapun kekurangan pihak RSUD Sidikalang, lanjut Eddy, ialah rasa empati petugas dokter yang menyuruh pulang pasien Romauli ke desa tanpa mempertimbangkan waktu yang sudah larut malam, serta jarak tempuh yang jauh.

Eddy mengungkapkan, bidan desa selaku pembawa pasien Romauli ke RSUD Sidikalang sempat berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan perihal kondisi kesehatan Romauli.

Namun, dokter spesialis tersebut menyatakan tidak ada indikasi darurat, sehingga pasien tidak dirawat inap dan disuruh pulang.

Eddy pun mengapresiasi kesigapan bidan desa dan Kepala Desa Pandiangan yang telah memberi pelayanan optimal, serta membawa pasien Romauli ke RSUD Sidikalang tepat waktu.

"Saya sudah instruksikan Direktur RSUD Sidikalang untuk memberi pembinaan dan pelatihan penanganan kegawatdaruratan di IGD secara berkesinambungan, serta pelatihan etika profesi bagi seluruh tenaga kesehatan yang ada," tutur Eddy.

"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Dairi memohon maaf dan mengucapkan turut berdukacita atas kejadian ini. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita, khususnya RSUD Sidikalang, untuk dapat meningkatkan pelayanan," ujar Eddy mengakhiri.

Andrianto Simaremare (pakai kaos), suami dari Romauli br Simamora - pasien ibu melahirkan yang meninggal dunia usai ditolak RSUD Sidikalang, menuturkan kisah yang menyebabkan istrinya meninggal dunia, saat ditemui di rumahnya di Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Senin (13/5/2019).
Andrianto Simaremare (pakai kaos), suami dari Romauli br Simamora - pasien ibu melahirkan yang meninggal dunia usai ditolak RSUD Sidikalang, menuturkan kisah yang menyebabkan istrinya meninggal dunia, saat ditemui di rumahnya di Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Senin (13/5/2019). (TRIBUN MEDAN/DOHU LASE)

Pasien Disuruh Pulang Meninggal Dunia

Seorang ibu muda warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Romauli br Simamora (24), meninggal dunia usai 'ditolak' oleh RSUD Sidikalang, Sabtu (11/5/2019) kemarin.

Keluarga mengaku, pihak RS menolak lantaran menganggap kondisi Romauli baik-baik saja, sehingga disarankan pulang dan berobat di poskesdes saja.

Di poskesdes, istri dari Andrianto Simaremare (23) ini ternyata mengalami demam tinggi. Beberapa jam kemudian, ia pun mengembuskan nafas terakhirnya.

Anggota keluarga Romauli yang lain, Dohar Sihite menuturkan, kejadian nahas ini berawal saat Romauli mengalami partus spontan di rumah mereka di Desa Pandiangan, Jumat (10/5/2019) sore.

Padahal, usia kandungan Romauli baru sekitar tujuh bulan. Tanpa buang waktu, keluarga pun langsung membawa Romauli ke Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di desa mereka.

Di sana, persalinan Romauli ditangani oleh bidan desa setempat. Sekitar pukul 16.00 WIB hari itu, persalinan bayi Romauli selesai. Namun, kondisi bayinya sudah tak bernyawa.

Khawatir terjadi hal buruk terhadap kesehatan Romauli, bidan desa bersama keluarga membawa Romauli ke RSUD Sidikalang.

Setiba di UGD RSUD Sidikalang sekitar pukul 20.00 WIB, Romauli langsung dibawa masuk. Setelah dicek, tenaga medis di sana menyatakan kondisi Romauli tidak darurat, sehingga disarankan untuk dibawa kembali pulang ke desa.

"Sempat sedikit berdebat waktu itu di rumah sakit. Pihak rumah sakit menyatakan, kondisi menantu kami (Romauli) tidak darurat dan lebih baik dibawa pulang ke desa. Singkat cerita, kami pun akhirnya pulang," tutur Dohar.

Sesampainya di desa, Romauli rawat inap di poskesdes. Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Sabtu (11/5/2019), Romauli mengalami demam sambil mengigau.

Kendati bidan desa sudah berupaya, namun panas tubuh Romauli tak mau turun. Sekitar pukul 06.00 WIB pagi itu, Romauli meninggal dunia.

"Sudah siap-siap kami ini mau bawa dia (Romauli) ke RSU Efarina Kabanjahe. Namun, ternyata kondisinya sudah tak tertolong lagi," ujar Dohar.

Dikatakan Dohar, Romauli menderita hipertiroid dan penyakit paru-paru.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dr Nitawati Sitohang MKes mengungkapkan ada delapan hal umum yang menyebabkan ibu melahirkan meninggal dunia.

Kedelapan penyebab itu, yakni pendarahan, preklamsi/eklamsia, abortus, infeksi, partus macet, emboli obsterik, gangguan sistem peredaran darah  dan trauma obstetrik.

Nitawati mengatakan, pihaknya kini tengah menyusun rencana untuk menyelidiki penyebab kematian Romauli.

"RSUD Sidikalang itu memang UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah kami. Namun, mereka sifatnya otonom. Jadi, manajemen diberi keleluasaan untuk mengelola sendiri instansi mereka," ujar Nita.

"Walau begitu, dalam waktu dekat ini kita akan turun untuk mengecek apakah betul ada kesalahan saat menyatakan pasien Romauli baik-baik saja," imbuh Nita mengakhiri.

Sementara itu, Sekdakab Dairi Sebastianus Tinambunan kaget kala dikonfirmasi hal ini.

Ia mengatakan, belum bisa menentukan langkah yang diambil apabila betul ditemukan ada kesalahan prosedural dalam penanganan pasien Romauli.

"Saya sendiri baru tahu dari kalian. Nanti kita cek lah kebenarannya. Sebenarnya tidak etis ya, pasien datang berobat, lalu ditolak. Sangat tidak etis itu," kata Sebastianus.

Beberapa pejabat dan staf yang ditemui di gedung administrasi menolak memberi penjelasan. Direktur RSUD Sidikalang dr Henry Manik MKes tak berada di kantornya.

Saat dihubungi via seluler, dr Henry juga enggan melayani.

(cr16/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved