WTP Simarmata, Peraih Suara Tertinggi Pemilihan Anggota DPD RI asal Sumut

TRIBUN-MEDAN.com - Pemilihan umum 2019 sudah digelar serentak pada Rabu 17 April lalu. Rekapitulasi suara KPU pun sudah selesai.

KPU juga sudah menetapkan daftar calon anggota legislatif baik tingkat pusat maupun daerah sudah ditentukan yang berhasil menang dalam pemilihan.

Untuk calon DPD RI Dapil Sumut, Pdt. WTP Simarmata berhasil melenggang ke senayan dengan perolehan suara tertinggi.

Siapa kah Pdt. WTP Simarmata?

Meski baru dalam dunia politik, pria kelahiran Samosir 4 Juli 1954 ini berhasil mengungguli 10 petarung lain, dengan perolehan suara total 803.638.

Bernama lengkap Willem Tumpal Pandapotan Simarmata, ia merupakan seorang pendeta yang memulai pelayanannya sejak lulus dari Sekolah Tinggi Teologi HKBP di Siantar tahun 1980.

Baca: Pasangan Suami Istri Ini Mulus Melenggang ke Senayan, Terpilih Sebagai DPR RI dan DPD RI

Baca: Kisah Sukses Erwin Siahaan, Driver Ojol yang Menjadi Anggota DPRD Medan, TONTON VIDEO. .

Baca: Daftar Caleg yang Lolos Ke Senayan Mewakili Sumatera Utara, Sihar Sitorus Peroleh Suara Tertinggi

Selama lebih kurang 39 tahun pelayanan, Ia pernah ditugasi ke berbagai daerah di Indonesia, mulai Labuhan Batu, Batam, dan lainnya.

Di perjalanan profesinya, ia pernah menduduki berbagai jabatan, salah satunya yakni menjadi Ephorus di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada periode 2012-2016, menggantikan Pdt. Bonar Napitupulu.

Sebelumnya dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Departemen Pendidikan HKBP periode 1991 -1995, Sekjend HKBP 1998 -2008, Ketum PGI Wilayah Sumut 1999-2009.

Tak hanya itu saja, ia juga aktif menjadi tenaga pengajar di STT HKBP pada 2008-2012.

Ia juga terbilang cukup aktif dalam organisasi mahasiswa di kampus STT HKBP, termasuk GMKI, dan KNPI.

Terjunnya ke dunia politik, bagi Willem juga sebagai bentuk pelayanannya terhadap masyarakat khususnya Sumatera Utara.

Pengalamannya sebagai seorang Ephorus di HKBP dan kini calon DPD Sumut, Willem ingin terus lebih dekat dengan masyarakat dan mengetahui apa yang menjadi permasalahan mereka.

Ia ingin menunjukkan bahwa politik itu berjalan bersih tanpa melakukan kecurangan.

“Saya berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan untuk itu. Berterima kasih pada warga masyarakat dari semua lapisan, agama, suku, daerah dan lintas denominasi gereja atas kepercayaan yang luar biasa ini,” ucapnya.