Disoraki 'Ibu Negara' oleh Pendukung di Atas Panggung, Titiek Soeharto: Presidennya Jadi Dulu
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto disoraki 'Ibu Presiden' oleh peserta doa bersama, ketika maju ke depan panggung
"Saya berbicara sesuai dengan apa yang saya rasakan. Saya sangat berduka dengan nilai kemanusiaan yang diabaikan. Ada korban oleh peluru tajam jatuh pada aksi lalu," ujarnya di lokasi.
Menurutnya, aksi yang terjadi di depan Gedung Bawaslu itu merupakan aksi damai menuntut keadilan.
Namun, kata Mien Uno, aparat penegak hukum mempertontonkan tindakan brutal menghadapi massa aksi 22 Mei.
"Di manakah nilai-nilai kemanusiaan itu yang dipertontonkan tindakan brutal oleh para penegak hukum? Ini bukan perang, ini aksi damai," tegasnya.
Dalam acara tersebut, turut hadir keluarga korban aksi 22 Mei, yakni keluarga korban Farhan Syafero, M Reyhan Fajari, dan Harun Al Rasyid.
Sementara, bendera kuning berkibar memenuhi pelataran Masjid Agung At-Tin, ketika Presidium Emak-emak Republik Indonesia menggelar doa bersama untuk korban kerusuhan aksi 22 Mei.
Ratusan peserta acara tersebut masing-masing memegang satu buah bendera kuning di tangan kanannya.
Neno Warisman yang membuka acara, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk meringankan hati keluarga yang tertimpa musibah supaya tak lagi bersedih.
"Kita ingin besarkan hati keluarga. Kita semua berduka cita atas kehilangan keluarga, anak-anak, bahkan ada yang sampai sekarang belum ketemu," kata Neno Warisman.
Menurutnya, apa yang mereka lakukan hari ini adalah kegiatan kemanusiaan. Mengharap peristiwa sepekan silam tidak lagi terjadi.
"Kita ingin peristiwa itu tidak terjadi lagi," ucapnya.
Rencananya, acara tersebut akan dihadiri beberapa politikus dan para pemuka agama. Di antaranya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Amien Rais, Ketua GNPF Yusuf Martak, Ketua Umum FPI Sobri Lubis, dan Natalius Pigai.
Sedangkan perwakilan Presidium Emak-emak Republik Indonesia yang sudah hadir di antaranya Mien Uno, Titiek Soeharto, Lin Agus Sutomo, dan putri Rizieq Shihab, Aida Shihab.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya bakal menggandeng lembaga independen seperti Komnas HAM, untuk mengusut peristiwa kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.
Terutama, terkait meninggalnya delapan orang dari pihak sipil akibat kerusuhan dua hari tersebut.