Dugaan Dokter Cacar Monyet, Hampir Semua Bocah di Desa Cianjur Kena Wabah Virus Kulit

Wabah virus cacar monyet diduga menjangkiti sebagian besar bocah di Desa Negalsari, Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, Jawa Barat.

Editor: Juang Naibaho
Marcel Hartawan
Seorang anak di Desa Negalsari, Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, Jawa Barat, diduga terkena Cacar Monyet. 

Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus). Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.

Baca: Mantan Kepala Badan Intelijen ABRI Ungkap Senjata Api Eks Danjen Kopassus Soenarko

Wilayah terjangkit Monkeypox secara global yaitu Afrika Tengah dan Barat (Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon and Sudan Selatan).

Pencegahan
Anung menyatakan, virus monkeypox dapat dicegah. Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun.

Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.

Baca: Alasan Jusuf Kalla tak Hadiri Pemakaman Ani Yudhoyono

Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat).

Anung berpesan kepada pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit Monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.

Kepada petugas kesehatan, Dirjen Anung mengingatkan agar menggunakan alat pelindung, minimal sarung tangan dan masker saat menangani pasien atau binatang yang sakit.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 21 hari.

Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit Monkeypox.

Dirjen Anung menegaskan Monkeypox hanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium.

Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus Monkeypox. Pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul, tambahnya.

Orang yang terkena (monkeypox) cacar monyet.
Orang yang terkena (monkeypox) cacar monyet. (PUBLIC HEALTH IMAGE LIBRARY/CDC)

Kejadian Luar Biasa
Monkeypox pernah menjadi KLB di beberapa wilayah. Tahun 1970 terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo.

Tahun 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat, akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika. Tahun 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.

''Bulan Mei 2019 dilaporkan seorang warga negara Nigeria menderita Monkeypox, saat mengikuti lokakarya di Singapura. Saat ini pasien dan 23 orang yang kontak dekat dengannya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut,'' jelas Anung.(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BARU, Anak-anak Desa di Cianjur Terkena Wabah Kulit Diduga Cacar Monyet

Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved