Viral Medsos

Andi Arief Bongkar Penyebab Kekalahan Prabowo Subianto, Memilih Sandiaga Uno Sebagai Wakilnya

Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat mengungkap sejumlah polemik di Kubu Capres dan Cawapres 02

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Andi Arief Bongkar Penyebab Kekalahan Prabowo Subianto, Memilih Sandiaga Uno Sebagai Wakilnya. Prabowo Subianto berpelukan dengan Andi Arief usai pertemuan di kediaman SBY 

Bersama sang adik yang juga Eddie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, keduanya bersilaturahmi ke sejumlah tokoh.

Sebut saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta dengan keluarga presiden terdahulu Indonesia, yaitu BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta Megawati Soekarnoputri.

Bila AHY-Ibas sudah mengunjungi Jokowi hingga Megawati, apakah AHY juga berencana bersilaturahmi dengan calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto?.

Makna Kunjungan AHY Menurut Pengamat

Pengamat Politik, Ray Rangkuti mengutarakan Langkah-langkah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat lebaran pertama, Rabu (5/6/2019) sebaiknya dibaca dalam langkah konsolidasi politik Partai Demokrat pasca pilpres.

"Langkah-langkah AHY bertemu dengan Jokowi paska pemungutan suara 17 April lalu sampai sekarang, lebaran pertama ke istana, tidak lagi bisa dibaca sekedar langkah rekonsiliasi politik," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Kamis (6/6/2019).

Mengapa? Dia menjelaskan ada beberapa faktor, diantaranya, posisi Partai Demokrat di koalisi bukanlah partai yang menentukan.

Sejauh posisi Demokrat di dalam koalisi memang seperti ada dan tiada.

Oleh karena itu, imbuh dia, pertemuan berulang AHY dengan Jokowi tidak mewakili politik rekonsiliatif koalisi Prabowo Subianto dengan koalisi Jokowi.

"Dan faktanya memang, berbagai langkah itu malah dikritik oleh partai koalisi Prabowo," jelasnya.

Selain itu memang ada komunikasi politik antara Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang selama ini dikenal mandeg.

Tapi, dia melihat, Mega dan SBY menyadari bahwa persoalan personal mereka memang tidak boleh menghambat dinamika politik yang lebih besar bagi kedua pihak. Apalagi dalam situasi yang saling menguatkan.

"Dan pelaku utamanya bukanlah mereka berdua tapi masuk ke generasi berikutnya. Dalam rangka inilah, kemampuan keduanya menahan ego personal memungkinkan langkah AHY dan Jokowi tidak mendapat sandungan," paparnya.

Khususnya AHY, tampaknya ada perubahan strategi politik yang drastis. "Dari menunggu ke mendatangi. Dari biasanya pasif ke aktif," ucapnya.

Menurut dia, hal ini terjadi tidak lepas dari evaluasi internal pihak SBY. Belajar dari berbagai pengalaman terlambat secara politik dalam beberapa kasus terakhir, mengakibatkan strategi politik harus diubah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved