Dirut Krakatau Steel Angkat Bicara soal Isu PHK Ribuan Karyawannya, BUMN Ini Rugi 7 Tahun Berturut

"Saya mengajak seluruh anak usaha KS untuk gotong royong bersama-sama menyelamatkan KS karena ini industri yang strategis," ujarnya.

Editor: Tariden Turnip
KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA
Dirut Krakatau Steel Angkat Bicara soal Isu PHK Ribuan Karyawannya, BUMN Ini Rugi 7 Tahun Berturut. Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim di Jakarta, Minggu (24/3/2019). 

Spin off unit atau divisi merupakan titik awal dari perampingan struktur di Krakatau Steel.

Tujuannya yakni untuk mengoptimalkan unit atau divisi kerja di Krakatau Steel.

Caranya yakni dengan digabungkan ke anak usaha Krakatau Steel sehingga kerjanya tidak hanya melayani Krakatau Steel saja namun juga perusahaan lainnya.

"Misalnya divisi water treatment, atau divisi yang menangani manajemen logistik, termasuk misalnya divisi yang menangani asset KS, dan divisi perawatan," kata dia.

"Ini nantinya akan optimal jika juga melayani perusahaan lain.

Dan ini bisa mendapat pendapatan dari perusahaan lain kan," sambung pria 44 tahun itu.

Silmy menjamin, dalam upaya restrukturisasi Krakatau Steel, pihaknya tidak akan semena-mena.

Untuk menjalankan spin off unit atau divisi misalnya, ia akan menawarkan opsi kepada karyawan.

Misalnya ada karyawan di satu unit ternyata berlebih, maka karyawan tersebut akan ditawari pindah ke unit lain yang lebih membutuhkan.

Soal isu PHK karyawan, ia enggan menyebutkan sebagai hoaks sebab pemutusan hubungan kerja bisa terjadi sebagai konsekuensi dari upaya restrukturisasi yang dilakukan.

"Pasti ada yang saya reposisi, biasanya ada yang enggak mau, ya bisa mengundurkan diri atau mengambil program pensiun dini. Simpel sebenarnya," kata dia.

Pria kelahiran Tegal itu menyadari, tidak semua pihak akan senang dan menerima upaya proses transformasi dan restrukturisasi di tubuh Krakatau Steel tersebut.

Namun ia menegaskan bahwa hal itu perlu dilakukan untuk membuat kinerja Krakatau Steel lebih efisien.

Sehingga tetap bisa bertahan di tengah kondisi industri baja yang beberapa pihak menilai sedang mengalami distrupsi.

Saat ini berbagai negara penghasil baja terus menghasilkan produk yang lebih kompetitif di dunia dengan produktivitasnya yang tumbuh.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved