Sosok Wakil Gubernur Sudirman Sulaiman yang Bubarkan Konser Musik Karena Tidur Siangnya Terganggu

penghentian paksa ini mengundang kecaman dari para milenial di Makassar dan sejumlah kelompok musik di kota itu.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gubernur Sulawesi Selatan terpilih Nurdin Abdullah (kedua kiri) bersama Wakilnya Sudirman Sulaiman (kedua kanan) berfoto bersama usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018). Presiden Joko Widodo melantik sembilan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dalam pilkada serentak diantaranya Gubernur Sulawesi Selatan, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Bali, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Gubernur Papua, dan Gubernur Sulawesi Tenggara. 

Memasuki Sekolah Dasar (SD) Inpres Mappesangka, Kabupaten Bone Sulsel, di tahun 1989, dia menjejak dunia kreativitas seorang anak.

Di masa ini, semua potensi kreativitas serta jiwa kepemimpinannya mulai menemukan saluran untuk bertumbuh.

Di sekolah dasar, Andi kecil sering tampil dalam kegiatan perlombaan baca puisi. Tidak seperti anak seusianya yang pada umumnya tidak percaya diri (minder).

Di masa ini pula, Sudirman banyak menemukan ruang-ruang makna hidup dengan segala dimensinya.

Kesabaran, kejujuran, jiwa toleransi, kesetiakawanan serta kepedulian terhadap sesama merupakan embrio yang kemudian membentuk karakternya hingga kini.

Dalam sifat kesabaran ini, adik Mentan ini banyak memperoleh pembelajaran dari sosok ibunya.

Kesabaran merupakan ‘akar’ kehidupan yang menurut ibunya mampu membuat kita utuh dalam kemanusiaan sekaligus ‘guyub’ dalam rasa keimanan kepada Allah SWT.

Setamat sekolah dasar, Andi Sudirman melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Ujung Lamuru Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulsel di tahun 1995.

Pada masa SMP inilah, Andi Sudirman benar-benar merasakan bagaimana hidup mandiri dalam keprihatinan hidup yang demikian sederhana.

Berbekal uang saku yang hanya Rp 250 plus sekarung beras per bulan, Andi Sudirman menumpang tinggal di rumah seorang kawan neneknya.

Hal ini dilakukan karena letak sekolahnya memang cukup jauh dari dusun tempat tinggal Andi Sudirman.

Bisa dibayangkan, bagaimana seorang anak berusia 12 tahun harus berpisah dari orang tuanya dan hidup sendiri dengan bekal seadanya demi mengejar pendidikan yang lebih baik.

Di masa SMP ini, Andi Sudirman harus pandai-pandai mengatur hidup dan keuangannya. Segala pekerjaan dilakukannya sendiri. Setiap pulang sekolah, Andi mencuci baju sekolahnya sendiri untuk dipakainya kembali esok hari. Semua rutinitas ini dilakukannya tanpa sedikitpun menggerutu

Satu hal yang menarik dari masa ini adalah bagaimana Andi Sudirman mulai belajar menjajal cara-cara berpikir lateral (out of the box).

Sejak masa SMP, Andi demikian aktif merambah semua organisasi pelajar yang ada di sekolahnya, seperti OSIS, MPK (semacam dewan legislatif pelajar) dan Sispala (siswa pencinta alam).

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved