Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 2 Ibu Hamil dan 8 Bocah, Serangan 30 Menit Renggut 24 Nyawa
Insiden berdarah terjadi di wilayah yang pernah menjadi bagian dari RI. Suku-suku di Papua Nugini, terlibat perang yang merenggut puluhan nyawa
TRIBUN MEDAN.com - Insiden berdarah terjadi di wilayah yang pernah menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Suku-suku di dataran tinggi Papua Nugini, terlibat perang mematikan yang merenggut puluhan nyawa.
Dikutip dari kompas.com, insiden penyerangan yang terjadi di Provinsi Hela, kawasan dataran tinggi tanpa hukum di Papua Nugini.
Laporan sementara terdapat 24 korban tewas, termasuk anak-anak dan dua wanita hamil dan janin yang belum lahir.
Baca: Lamaran Ditolak karena Pria Cuma Bawa Uang Panaik Rp 10 Juta, Sang Perempuan Tewas Minum Racun
Baca: 2 Tahun di Polda Sumut, Kombes Hendri Marpaung Mengaku Sudah Tembak Mati 40 Bandar Narkoba
Baca: Gubernur Edy Rahmayadi Janji Selesaikan Masalah Kekurangan Air bagi Pelanggan PDAM Tirtanadi
Pejabat lokal mengatakan, sedikitnya 24 orang telah tewas di Provinsi Hela, sebuah wilayah terjal di barat negara itu, dalam serangan kekerasan selama tiga hari antara suku-suku yang berseteru.
Suku-suku di dataran tinggi telah bersaing satu sama lain di Papua Nugini selama berabad-abad.
Masuknya senjata otomatis membuat konflik semakin mematikan dan meningkatkan siklus kekerasan.
"Sebanyak 24 orang telah dipastikan tewas, terbunuh dalam tiga hari, tetapi hari ini bisa lebih dari itu. Kami masih menunggu keterangan pejabat kami di lapangan," kata pejabat provinsi Hela, William Bando, dilansir AFP, Rabu (10/7/2019).
Bando menyerukan agar setidaknya 100 personel polisi dikerahkan untuk memperkuat sekitar 40 petugas setempat.
Baca: TERUNGKAP Ini yang Bikin Habib Rizieq Dicekal Arab Saudi, Dubes Indonesia Beri Solusi!
Baca: Bus Rombongan Pesta dari Siantar Tabrakan di Lae Pondom Dairi, 35 Luka-luka 1 Tewas
Baca: Wisatawan Prancis yang Dijambret Melapor ke Polrestabes Medan, Ponsel dan Kamera Raib. .
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, yang berasal dari provinsi Hela, mengaku terkejut dengan kabar tersebut dan menjanjikan balasan terhadap para pelaku.
"Ini adalah salah satu hari tersedih dalam hidup saya. Banyak anak-anak dan ibu yang tidak bersalah terbunuh di desa Munima dan Karida, di daerah pemilihan saya," kata Marape.
Dalam salah satu insiden di Karida, pelaku penyerangan telah membunuh enam wanita, delapan anak-anak, termasuk dua perempuan hamil dan janin mereka.
Penyerangan itu terjadi selama sekitar 30 menit.
"Pelaku kriminal bersenjata, waktu kalian sudah habis," kata Marape.
"Belajarlah dari apa yang saya lakukan terhadap para penjahat yang membunuh orang yang tidak bersalah. Saya tidak takut menggunakan hukuman terberat untuk kalian," tambahnya.
Marape pun mengingatkan bahwa hukuman mati sudah resmi berlaku di Papua Nugini.
Baca: AHOK TERBARU - Vlog Ahok (BTP) Coba MRT, Berdiri di antara Penumpang, Harapannya pada Pemprov DKI
Baca: 12 Tahun Tak Bisa Bicara, Ternyata Ada Koin yang Tersangkut di Tenggorokan Wanita ini tanpa Disadari
Baca: UPDATE Kasus Novel Baswedan - Jenderal Bintang 3 Diperiksa, Tim Pencari Fakta Sambangi Malang
Belum jelas apa yang memicu penyerangan di dua desa itu, namun banyak yang menduga hal itu dipicu perseteruan lama yang didorong oleh tindakan pemerkosaan, pencurian, atau sengketa batas wilayah.
Di Provinsi Enga, gelombang kekerasan serupa telah mendorong pembentukan garnisun militer darurat dan pengerahan sekitar 100 tentara pemerintah di bawah komando seorang mayor lulusan akademi militer Inggris.
Marapa belum memberi rincian sebaran pasukan keamanan. Ia tampak kecewa dengan sumber daya yang ada saat ini.
"Bagaimana bisa sebuah provinsi berpenduduk 400.000 orang dapat bekerja dengan hukum dan ketertiban di bawah 60 personel polisi, dan sesekali militer yang tak lebih untuk pemeliharaan," kata Marape.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konflik Antar-Suku Tewaskan 24 Orang, Termasuk Dua Wanita Hamil"