Kisah 30 Prajurit Kopassus Taklukkan Ribuan Pemberontak Kongo, Susuri Lembah Tak Bertuan
Konflik yang melanda negara Kongo pada tahun 1960-an menjadi saksi bisu kehebatan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.
Mereka sengaja menyamar menjadi hantu untuk menundukkan pasukan pemberontak itu.
Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.
Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.
Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.
Dalam waktu 30 menit saja, markas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3.000 pemberontak menyerah tanpa adanya baku tembak.
Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya dengan strategi cerdik prajurit Kopassus itu.
Baca: MOTIF ASMARA, Deni Habisi Ibu Rumah Tangga asal Bandung, Mayatnya Dimutilasi dan Dibakar
Baca: Aksi Pungli Berkedok Parkir di Lapangan Merdeka Medan, Pelaku Sempat Ancam Keamanan Kendaraan. .
KTT ASEAN
Kehebatan prajurit Kopassus di kancah internasional juga sempat dikisahkan saat KTT ASEAN ke-13 tahun 1987
Saat itu pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan TNI untuk turut mengamankan konferensi tersebut, bahkan Kopassus sampai menyamar sebagai paspampres Filipina.
Sepanjang tahun 1980-1987an negara Filipina tengah dirundung konflik hebat
Saat itu, banyak kudeta dan pemberontak separatis yang mengancam pemerintahan Filipina
Masih di tahun yang sama, Filipina malah kena giliran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-3
Itu artinya, para pemimpin-pemimpin negara di Asia Tenggara akan bertemu di Manila.
Namun, keadaan keamanan Filipina yang masih rawan tak menentu membuat para pemimpin ASEAN enggan menghadiri pertemuan tersebut dengan alasan keselamatan.
Dilansir dari buku 'Jejak Langkah Pak Harto : 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988', Indonesia sebagai salah satu 'tetua' ASEAN kemudian mengambil inisiatif.