Jokowi Kunjungi Wisata Sipinsur Humbahas, Inilah Sosok Arsitek yang Dibawanya, Kucurkan Rp 2,4 T

Ini Sosok Arsitek yang Akan Mengubah Wisata di Kawasan Danau Toba yang Dibawa Presiden Jokowi

Editor: AbdiTumanggor
Tribunnews.com/ Theresia Felisiani
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana menikmati kopi saat berada di Taman Sipinsur Geosite, Senin (29/7/2019). Sosok arsitek Yori Antar di tengah Jokowi dan Iriana yang memakai jaket hitam. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak menuju Kawasan Pariwisata Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara, Senin siang.

Melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kepala Negara bersama rombongan lepas landas pada pukul 14.45 WIB dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Dalam kunjungan kerja kali ini, sejumlah agenda telah menanti Presiden dan Ibu Iriana.

Mulai dari peninjauan pembangunan proyek infrastruktur, pengembangan pariwisata, hingga penyerahan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat.

Setibanya di Bandar Udara Internasional Silangit, Kabupaten Silangit, pada pukul 16.40 WIB, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan langsung menuju Kabupaten Humbang Hasundutan.

Di sana, Presiden akan meninjau rencana pengembangan Quick Win Sipinsur Geosite, yang ada di Desa Parulohan, Kecamatan Paranginan.

Setelahnya, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan akan kembali ke Kabupaten Tapanuli Utara untuk bermalam.

Namun sebelumnya, Presiden terlebih dahulu meninjau Pelabuhan Penyeberangan Muara, Kecamatan Muara.

Rencananya, Presiden dan Ibu Iriana akan berada di Provinsi Sumatera Utara hingga tiga hari ke depan.

Presiden, Ibu Iriana, bersama rombongan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Rabu, 31 Juli 2019, mendatang.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Provinsi Sumatera Utara, adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Sekretaris Militer Presiden Marsdya TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dan Staf Khusus Presiden Adita Irawati. 

Kucurkan dana Rp 2,4 Triliun

Pemerintah berencana mengalokasikan anggaran Rp 2,4 triliun pada tahun depan untuk mengubah kawasan wisata Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bertaraf internasional.

Anggaran ini meningkat bila dibandingkan dengan alokasi anggaran pada tahun ini yang hanya sekitar Rp 821,3 miliar.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, alokasi dana tersebut akan disebar untuk empat bidang yakni Sumber Daya Air (Rp 111,26 miliar), Bina Marga (Rp 1,01 triliun), Cipta Karya (Rp 879,86 miliar) dan Perumahan (Rp 422,11 miliar).

Adapun lokasi revitalisasi dan pembangunan infrastruktur akan tersebar di sembilan wilayah kabupaten/kota yang mengelilingi kawasan Danau Toba.

Termasuk Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, dan Kabupaten Karo.

"Jadi yang kita lihat hari ini adalah untuk memperhalus program.

Kita sudah punya program apa saja yang akan kita perbuat di Danau Toba ini untuk 2019-2020," kata Basuki usai meninjau sejumlah kawasan wisata di Danau Toba, Minggu (28/7/2019) malam.

Menurut dia, perubahan yang akan dilakukan Kementerian PUPR meliputi pembangunan sarana dan prasarana dasar serta penataan kawasan di sejumlah lokasi yang telah ditentukan.

Misalnya, pelebaran alur Tano Ponggol di Kabupaten Samosir, pembangunan Jalan Balige By Pass dan rehabilitasi jalan batas Kabupaten Simalungun-Silimbat-Kabupaten Tapanuli Utara di Kabupaten Toba Samosir, hingga penataan ruang terbuka publik.

"Ini yang kita punya program ambil dari teman-teman sektor yang sudah kita survei. Ini belum termasuk kawasan Kaldera, ini juga belum termasuk yang kawasan Sibisa-Ajibatas belum masuk, itu akan kita masukkan untuk konektivitas. Itu akan kita survei dulu," tutur Basuki.

"Perubahannya, misalnya, di (Dermaga) Ajibata tadi, kan ada gerbang, jalannya masih kecil. Nanti ASDP sampai Desember ini akan punya hotel di dermaga, kayak di Labuan Bajo.

Nanti dari Pemda yang kita kunjungi akan dipindah ke situ, itu akan diubah jadi ruang terbuka untuk publik.

Kita perbaiki," imbuh Basuki.

Untuk diketahui, dalam dua tahun ke depan ada lima kawasan wisata super prioritas yang akan dikembangkan pemerintah.

Selain Danau Toba, empat wilayah lain yaitu Borobudur, Lombok, Labuan Bajo, dan Manado-Bitung-Likupang. Total anggaran pengembangan kelima kawasan tersebut pada 2020 mencapai Rp 7,15 triliun.

Anggaran ini jauh lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya sekitar Rp 1,74 triliun.

Bus Air di Danau Toba

Kementerian Perhubungan tengah membangun sarana transportasi bus air di Danau Toba, Sumatera Utara. Pembangunan alat transportasi itu dilakukan guna mendukung Danau Toba menjadi destinasi wisata 10 Bali Baru.

"Kita akan bangun dua bus air untuk mendukung pariwisata di sini," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7/2019).

Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat tengah membangun lima kapal besar untuk dioperasikan melayani angkutan penyeberangan di kawasan Danau Toba.

Dari lima kapal tersebut, dua di antaranya adalah bus air, yang akan digunakan menjadi kapal wisata.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Danau Toba, Minggu (28/7/2019).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Danau Toba, Minggu (28/7/2019).(DOKUMENTASI KEMENHUB)

Bus air ini merupakan wujud dukungan Kementerian Perhubungan untuk mendukung sektor pariwisata di Danau Toba.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, menjelaskan bus air yang sedang dibangun dapat menampung 50 orang penumpang, tiga unit mobil dan 36 motor. Rencananya, pembangunan bus air tersebut bisa rampung di taun 2020.

"Kita persiapkan Bus Air ini jadi multi fungsi.

Selain untuk mengangkut penumpang, masyarakat atau wisatawan nantinya bisa sambil makan malam di kapal ini," kata Budi Setiyadi. Untuk membangun dua bus air ini, Kemenhub menggelontorkan dana sebesar Rp 22 miliar.

Dana tersebut menggunakan APBN.

"Bus Air ini ide dari Pak Menhub untuk mendukung pariwisata Danau Toba," ujarnya.

Yori Antar senagai Arsitek yang Akan Menata Wisata Danau Toba

Arsitek kawakan, Yori Antar, kembali didapuk pemerintah untuk menyulap sebuah kawasan.

Kali ini tidak main-main, Danau Toba yang akan diubah menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bertaraf internasional.

"Oiya, jadi kalau Danau Toba, Labuan Bajo, itu Yori Antar arsiteknya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjawab Kompas.com, Minggu (28/7/2019) malam.

Arsitek Yori Antar

Arsitek Yori Antar. (DANI PRABOWO)

Menurut dia, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan konsultan engineering dalam mengembangkan Danau Toba menjadi sebuah kawasan pariwisata.

Dikhawatirkan hasil pengembangan yang dilakukan akan terlihat kaku..

Dipilihnya Yori Antar pun lantaran yang bersangkutan selama ini dikenal sebagai arsitek yang kerap memasukkan unsur budaya di dalam setiap karyanya.

"Kayak GBK itu didesain arsitek, tapi diperhalus Pak Yori Antar," ucapnya.

Untuk diketahui, Yori Antar telah sukses mengubah wajah taman GBK Senayan menjad fasilitas ramah kalangan berstandar internasional.

Berkat kegigihan dan tangan dinginnya, taman GBK Senayan mampu membius mata pengunjung yang pada saat itu datang untuk menyaksikan pertandingan Asian Games 2018.

Yori Antar mengatakan pengembangan Danau Toba tidak boleh meniru kawasan wisata di negara lain yang penuh dengan aspek modernitas.

Meski demikian, bukan berarti pengembangan ini akan meniadakan aspek tersebut.

"Jangan sampai Toba ini berubah modern seperti Batam, (seperti) Singapura.

Enggak ada karakteristiknya," ungkap Yori menjawab Kompas.com, Minggu (28/7/2019) malam.

"Para arsitek ini akan mengembangkan bagaimana kawasan wisata ini ke depan bisa futuristik, bisa modern, tetapi berangkat dari kelokalan. Jadi pembangunannya kita harus hati-hati," imbuh dia.

Selama ini, ia menuturkan, Danau Toba dikenal memiliki sejarah sebagai kawasan kaldera yang terbentuk dari letusan gunung pada jaman purba.

Peristiwa tersebut tak hanya membentuk karakter alam yang khas, tetapi juga masyarakat dan budayanya.

"Masyarakat senang dengan karakter bangunan yang monumental. Makam saja sudah besar-besar.

Terus kalau lihat karakter (ukiran rumah) Batak yang gorga itu, tiga warna merah, putih dan hitam," terang Yori.

Mengembangkan Danau Toba, sebut dia, bukan tanpa tantangan. Seperti di kawasan Parapat, Kabupaten Simalungun.

Meski memiliki latar belakang pemandangan alam yang indah, namun kawasan pemukiman serta bangunan yang ada di wilayah ini cenderung semrawut.

"Kotanya begitu sesak, sempit, terpotong-potong. Kita tidak merasa ada ruang yang besar.

Tantangannya tentunya bagaimana bisa mengenerator turis, bagaimana bisa membuat budayanya maju dan bisa dibawa ke masa depan," sambung Yori.

Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu dengan menambah ruang terbuka yang cukup luas, sehingga dapat dimanfaatkan wisatawan dan masyarakat untuk berinteraksi sembari menikmati indahnya pemandangan alam.

"Kita melihatnya harus open space. Karena di sini ada empat dermaga besar, itu akan menjadi ruang publik," tuntasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tahun 2020, Pemerintah Kucurkan Rp 2,4 Triliun untuk Danau Toba",  ''Yori Antar, Arsitek di Balik Wajah Baru Danau Toba", "Yori Antar Rancang KSPN Danau Toba Lebih Futuristik Berkarakter Lokal "

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved