Pramugari Ini Kukuh Tolak Cinta Soekarno, Rayuan Maut pun Tak Luluh dan Akhirnya Dipanggil ke Istana
Sejarah mencatat Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Soekarno, punya pesona dan kharisma istimewa terhadap kaum hawa.
Pramugari Ini Kukuh Tolak Cinta Soekarno, Rayuan Maut pun Tak Luluh dan Akhirnya Dipanggil ke Istana
TRIBUN MEDAN.com - Sejarah mencatat Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Soekarno, punya pesona dan karisma istimewa terhadap kaum hawa.
Presiden pertama Indonesia itu diingat sebagai sosok yang mudah jatuh cinta dan menaklukkan hati wanita.
Diketahui, Bung Karno merupakan seorang negarawan yang gemar dunia sastra. Ia mahir merangkai syair bernada romantis yang meluluhkan hati perempuan yang membacanya.
Hal tersebut diketahui dari mantan pengawalnya, Bambang Widjanarko yang menceritakan Soekarno memang jagoan merayu wanita.
Soekarno juga mengakui bahwa dirinya menyukai wanita yang menarik.
"Aku menyukai gadis-gadis yang menarik di sekelilingku, karena gadis-gadis ini bagiku tak ubahnya seperti kembang yang sedang mekar dan aku senang memandangi kembang," kata Soekarno.
Namun, ternyata ada wanita di masa itu yang tak goyah akan pesona dan karisma Soekarno. Bahkan, rayuan Bung Karno pun tak mempan terhadap wanita tersebut.
Baca: Farhat Abbas Diperiksa Polisi Hari Ini, Beri Sindiran ke Hotman Paris soal Tabrakan dan Tonjok Artis
Baca: FAKTA BARU - Prada DP Si Pelaku Mutilasi Vera Oktaria, Dituntut 4 Bulan Penjara karena Desersi
Baca: Megawati Beri Undangan Khusus ke Prabowo, 4 Parpol Pendukung 02 Tak Diundang ke Kongres V PDIP
Dikutip dari buku Reni Nuryati: Perempuan dalam Hidup Soekarno, sosok perempuan tersebut bernama Irma Ottenhoff Mamahit.
Ketika didekati oleh Soekarno, Irma Ottenhoff Mamahit berprofesi sebagai pramugari.
Semuanya berawal ketika tahun 1960-an, di mana Irma diterima sebagai pramugari pesawat kepresidenan pertama Indonesia, Dolok Martimbang.
Perjuangan Irma untuk menjadi pramugari di pesawat VVIP Skadron 17 AURI sangat tidak mudah.
Ia harus melewati berbagai serangkaian seleksi ketat.

Karena jika diterima di sana maka tugasnya ialah melayani Presiden Soekarno dan petinggi negara lainnya saat terbang mengudara.
Suatu hari setelah Irma bekerja sebagai pramugari di Skadron 17 tersebut, ia menghadap Bung Karno.