inDriver Diluncurkan di Medan, Penumpang Bisa Menawar Ongkos

Kota Medan menjadi kota pertama inDriver diluncurkan. inDriver merupakan suatu aplikasi jaringan transportasi yang lahir di Rusia

Tribun Medan/Septrina Ayu Simanjorang
Manager Driver Support inDriver Ryan Rwanda menunjukkan aplikasi inDriver di Cambridge City Square, Kamis (8/8/2019). Dengan aplikasi ini penumpang bisa melakukan tawar menawar biaya pejalanan 

TRIBUN-MEDAN.com-Kota Medan menjadi kota pertama inDriver diluncurkan. inDriver merupakan suatu aplikasi jaringan transportasi yang lahir di Rusia

inDriver sudah memiliki pengguna sekitar 26 juta untuk seluruh dunia yang tersebar hingga di Eropa Timur dan Amerika Selatan. Aplikasi ini sudah digunakan di lebih 24 negara dan 200 kota di dunia.

"Sekarang kami mencoba masuk ke pasar Asia, khususnya Asia Tenggara yaitu Indonesia. Kota pertama adalah Medan," ujar Manager Driver Support inDriver Ryan Rwanda, Kamis (8/8/2019).

Ryan mengatakan Kota Medan dipilih sebagai kota pertama aplikasi ini dijalankan karena merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki tingkat keberagaman yang tinggi

"Di Medan itu orang apapun ada. Jadi kalau kita punya usaha, kita kerjakan di Medan dan bisa berjalan, berarti kita sudah bisa kerjakan di kota lainnya," ujarnya.

inDriver memungkinkan para penumpangnya untuk menentukan besaran tarif yang akan mereka bayar.

Sampai hari ini, aplikasi ini sudah berjalan di Medan. Ryan mengatakan animo masyarakat Medan terhadap aplikasi ini lebih besar dari yang diharapkan.

"Dalam waktu tidak sampai dua bulan, sudah ada ribuan driver yang mendaftar dengan 40 persen jumlah perjalanan yang kami harapkan. Sekarang kita masih mencoba mendapatkan pasar yang tepat di Indonesia karena tentu pasarnya berbeda di setiap negara," katanya.

Aplikasi ini bisa didapatkan di Google play dan App store. Baik driver maupun penumpang menggunakan satu aplikasi yang sama.

"Di Eropa, pengemudi menggunakan aplikasi ini untuk menemukan penumpang. Jadi apakah kita perusahaan transportasi online, tidak. Kita perusahaan teknologi. Kita membantu driver untuk menemukan penumpang," ujarnya.

Di Indonesia, hingga sekarang pihaknya masih mempertimbangkan apakah perusahaan masuk ke perusahaan transportasi online atau sosial media.

"Pandangan hukum di Indonesia dengan di negara lain kan beda. Tim legal kami masih mempertimbangkan itu. Tentu kalau kita masuk ke transportasi online kita akan melengkapi berkas yang perlu agar saat grand launching semua sudah oke," ujarnya.

Semua sistem pembayaran dilakukan secara tunai. Uniknya penumpang bisa melakukan tawar menawar untuk biaya perjalanannya. Ketika ada permintaan dari penumpang, penumpang akan menentukan harga penawaran.

"Tapi tentunya ada harga standar per kilo meter. Setelah itu akan masuk ke menu permintaan, driver yang melihat penawaran itu bisa langsung menawar ke penumpang. Penumpang akan memilih driver mana yang menjemputnya sesuai dari faktor-faktor yang dia inginkan seperti mobil, jarak, harga, bahkan foto driver," ujarnya.

Order penumpang yang menggunakan aplikasi ini tidak langsung kepada pengemudi. Jadi setiap driver bisa mendapatkan semua permintaan di daerahnya. Satu permintaan ini bisa didapatkan oleh tujuh driver.

Harga standar per kilo meter sesuai dengan harga yang ditentukan pemerintah. Untuk jarak pengambilan penumpang tergantung jumlah driver yang tersedia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved