Paman Prada DP Mendadak Hilang dan Tak Bisa Bersaksi, Ini Fakta Persidangan Seputar Dodi Karnadi
Seorang kerabat Prada Deri Pramana (DP), terdakwa kasus mutilasi pacarnya sendiri, Vera Oktaria, mendadak hilang.
Ia melanjutkan menggergaji bagian tubuh lain tapi kemudian gergaji itu kembali patah. Karena kebingungan, Prada DP lalu menelepon Teguh dan meminta dibelikan gergaji tapi ditolak.
Prada DP lalu pergi ke pasar Sungai Lilin lagi. Di sana ia lalu membeli tiga ransel. Namun sesampai di hotel Prada DP merasa tiga tas tadi kurang besar dan ia kembali ke Pasar Sungai Lilin lagi untuk membeli koper.
Prada DP mengukur tubuh Vera dengan koper. Ia lalu meletakkan potongan tangan Vera ke koper itu. Namun, ia merasa tas itu tak cukup menampung jasad Vera.

Ia kembali lagi ke Pasar Sungai Lilin untuk membeli koper yang lebih besar sekitar pukul 10.00. Setelah itu, ia kembali ke kamar.
Prada DP merasa ia sudah tiga kali bolak-balik keluar kamar. Untuk menutupi kecurigaan orang lain, ia pun berpura-pura menonton televisi sambil makan jeruk yang dibelinya.
Pukul 15.00, Prada DP keluar lagi membawa baju seragam Indomaret milik Vera dan pakaian barang-barang lainnya. Pakaian itu lalu dibuang dari atas jembatan lagi.
Prada DP kembali membeli gergaji kayu, kapak, dan cutter. Ia lalu ke rumah Teguh untuk menitipkan ponsel milik korban dan miliknya.
Teguh dan Prada DP lalu menelepon orang bernama Imam.
Adapun Imam ditemukan tewas tenggelam di Sungai Dawas Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin pada 22 Juni 2019 lalu, atau sebulan setelah peristiwa mutilasi Vera.
Kepada Imam, Prada DP bertanya cara menghilangkan mayat. Imam lalu memberikan ide supaya Prada DP membakar jasad Vera.
Prada DP lalu menyuruh Imam untuk membeli perlengkapan dengan uang Rp 70 ribu. Setelah mendapatkan perlengkapan, Prada DP kembali ke penginapan Sahabat Mulia.
Kemudian sesampai di kamar, Prada DP mulai mengeluarkan racun nyamuk berbentuk spiral dan merakit racun nyamuk itu dengan korek api agar jadi seperti pemicu kebakaran.
Ia lalu mengangkat mayat Vera dan meletakkannya di atas kasur. Ia menyiram sedikit mayat Vera dengan bensin. Ia lalu meletakkan barang-barang yang sudah disiram dengan bensin ke atas tubuh Vera.
Namun saat memulai proses untuk membakar, Prada DP tiba-tiba merasa kasihan. Ia kemudian mengambil air dan menyiram racun nyamuk menyala yang jadi pemicu tersebut.
Pukul 17.30, Prada DP kembali ke rumah Teguh dan kembali bertemu dengan Imam.
"Imam lalu bilang, masa sudah diajarin masih nggak bisa," kata Imam saat itu.
Prada DP lantas kembali ke kamar penginapan. Ia lalu membakar lagi racun nyamuk itu. Setelah itu Prada DP meninggalkan kamar itu dan tak kembali lagi.
Ternyata pemicu itu tak berfungsi hingga akhirnya mayat Vera yang sudah membusuk ditemukan.
Malam setelah meninggalkan hotel, Prada DP lalu pergi ke rumah kerabatnya dan bertemu dengan Leni, ibu Prada DP yang sudah di sana.(*)