Bocah Tewas Diserang Buaya di depan Keluarga, Diseret dari atas Perahu
Buaya air asin adalah reptil hidup terbesar di dunia, tumbuh hingga panjang enam meter dan berat hingga 1.000 kg.
TRIBUN-MEDAN.com - Seekor buaya telah memakan anak laki-laki berusia 10 tahun hidup-hidup dan disaksikan langsung oleh saudara-saudaranya di Filipina selatan.
Anak itu diketahui tengah menaiki sebuah perahu bersama dua abangnya saat insiden terjadi di dekat kota Babalac.
Dan tiba-tiba seekor buaya air asin menariknya, dari dudukan kayu di dalam perahu.
Dia dilaporkan duduk di belakang kapal ketika buaya menyerang.
Ayah bocah itu segera mencari tubuh anaknya, dan ditemukan pada Selasa (13/6/2019) setelah semalaman mencari.
Anak itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan sangat mengerikan.
Baca: Ikan Alligator Gar Sambar Umpan Pemancing di Sungai Bilah di Desa Sibuaya Kelurahan Sioldengan
Baca: Prada Deri Pramana Menangis di Persidangan, Ibunda Korban Mutilasi Sebut Cuma Air Mata Buaya
Buaya air asin adalah reptil hidup terbesar di dunia, tumbuh hingga panjang enam meter dan berat hingga 1.000 kg.
Mereka berasal dari habitat air asin dan lahan basah payau dari pantai timur India melintasi Asia Tenggara hingga Australia utara.
Mereka adalah predator, dan biasanya menyerang mangsanya sebelum menenggelamkannya atau memakannya utuh.
Perburuan ilegal membuat keberadaan spesies ini terancam.
Tahun lalu, di tempat yang sama, seekor buaya terlihat menggigit tangan manusia di rahangnya tak lama setelah nelayan Cornelio Bonite menghilang di dekat Balabac.
Sebulan sebelumnya, seorang remaja perempuan 16 tahun, Parsi Diaz, melarikan diri setelah seekor buaya menyerang pahanya ketika dia hendak berenang.
Tahun sebelumnya, seorang gadis berusia 12 tahun diserang ketika dia mencoba menyeberangi sungai.
Beberapa bulan kemudian, paman anak perempuan itu diserang oleh buaya di tempat yang serupa.
BUAYA TERKAM AMAN RUKISAH DISAKSIKAN DUA REKANNYA
Seorang warga diterkam buaya saat hendak pergi ke kebun menggunakan rakit, Rabu (31/7/2019).
Buaya tiba-tiba muncul dan menerkam, menyeretnya dengan cepat ke tengah sungai, lalu tenggelam dan hilang.
Peristiwa itu menimpa warga Dusun Ketibung, Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur.
Sampai sore tadi, warga tersebut dilaporkan masih hilang.
Warga yang hilang setelah diterkam dan diseret buaya bernama Merdu alias Aman Rukisah (55).
Sedangkan dua temannya, Karsani (19) dan Syehtawaruddin (25), selamat dari amukan buaya.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, peristiwa itu bermula pada Rabu (31/7/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Ketiga warga tersebut pergi ke kebun di seberang sungai Jamur Batang.
Aman Rukisah, Karsani, dan Syehtawaruddin pergi menggunakan rakit kayu.
Setelah mereka tiba di Dusun Lubuk Kedinah, Gampong Bunin, Aman Rukisah turun ke sungai karena rakit yang mereka tumpangi tersangkut.
"Setelah turun ke sungai, korban langsung diterkam buaya," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro, melalui Kapolsek Serbajadi AKP Ahmad Yani.

Sementara kedua temannya berusaha membantu, namun gagal karena korban ditarik ke tengah sungai lalu tenggelam dan hilang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, mengatakan tim gabungan dari BPBD, petugas SAR Aceh Timur, personel TNI/Polri, bersama masyarakat setempat masih melakukan pencarian terhadap korban.
Kasus warga diterkam buaya di aliran Krueng Peureulak, Aceh Timur ini sudah berulang kali terjadi.
Korban terakhir adalah Ismail Saleh (25), warga Dusun Bukit Maju Gampong Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur.
Ia diterkam diterkam buaya pada Minggu (9/6/2019).
Namun korban berhasil menyelamatkan diri, dan mengalami luka di kaki.
Sedangkan kasus terbaru, adalah di Sungai Jamur Batang.
Sungai Jamur Batang merupakan cabang dari sungai Krueng Peureulak yang melewati beberapa kecamatan seperti Kecamatan Peunaron, Ranto Peureulak.
Sungai ini bermuara ke Kuala Beukah yang diapit dua kecamatan yaitu Kecamatan Peuruelak Barat, dan Peureulak Kota.
Sedangkan sungai Jamur Batang lokasi Merdu alias Aman Rukisah (55) diterkam buaya merupakan hulu sungai Krueng Peureulak yang terdapat di Kecamatan Serba Jadi.
Kecamatan Serba Jadi, merupakan Kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Pinding, Gayo Lues.
Sepanjang aliran sungai Krueng Peureulak setiap hari banyak aktivitas warga baik mencari rezeki dengan mencari kerang, maupun memancing.
Selain itu, jalur transportasi warga pulang pergi ke kebun di seberang sungai menggunakan rakit.
Di sepanjang sungai ini banyak terdapat buaya yang selama ini kerap memangsa warga.
Korbannya ada yang berhasil menyelamatkan diri juga ada yang ditemukan meninggal dunia.
Seperti Agus (29), warga Dusun Simpang Api, Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Ia ditemukan meninggal dunia setelah ia diterkam buaya saat memancing. Peristiwa itu terjadi 5 Desember 2014.
(cr12/tribun-medan.com)