Prada Deri Pramana Menangis di Persidangan, Ibunda Korban Mutilasi Sebut Cuma Air Mata Buaya
Tangisan Prada Deri Pramana di persidangan perdana kasus mutilasi terhadap pacarnya sendiri, Vera Oktaria, ditanggapi dingin oleh ibunda korban
TRIBUN MEDAN.com - Tangisan Prada Deri Pramana di persidangan perdana kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap pacarnya sendiri, Vera Oktaria, ditanggapi dingin oleh ibunda korban.
Suhartini (50), ibu kandung Vera Oktaria, menyebut air mata Prada Deri di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring, Palembang, Kamis (1/8/2019), cumalah air mata buaya
"Aaahhh, Air mata buaya itu," ujar Suhartini seusai bersaksi di persidangan, Kamis.
Suhartini mengaku belum bisa memaafkan perbuatan Prada Deri Pramana yang telah membunuh anak kandungnya.
Suhartini mengaku hatinya belum lega. Dia ingin melihat Prada Deri mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya.
"Kalau bisa dihukum mati, baru saya merasa lega," tegas Suhartini.
Baca: Tertimpa Truk Tanah, Ifat Sempat Serahkan Bayinya Lewat Jendela: Tolong Selamatkan Anak Saya, Mas
Baca: Nathania Purnama Protes Ahok BTP Nikahi Puput Nastiti, “Kenapa Nikah dengan Wanita yang Masih Muda
Baca: Massa 2 Truk Membabi Buta Serang Polisi di RSUD, Empat Anggota Kritis Kena Tusuk
Dalam persidangan, ibunda Prada Deri Pramana, yakni Leni juga sempat menyampaikan permintaan maaf yang ditujukan pada Suhartini.
Namun permintaan itu langsung ditolak oleh ibu empat orang anak tersebut.
"Belum bisa pak," timpal Suhartini dengan suara tegas di hadapan majelis hakim.
Leni juga memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi saksi dalam sidang anaknya.
Dia mengaku tidak sanggup untuk memberikan keterangan dalam kesempatan itu.
"Saya tidak sanggup pak," ujar Leni terisak menangis dihadapan majelis hakim.
Setelah itu Leni mendapat izin dari majelis hakim untuk meninggalkan ruang sidang.

Sebelumnya, Suhartini tak kuasa menahan tangis saat memberikan keterangan sebagai salah seorang saksi pada sidang perdana dengan terdakwa Prada Deri Pramana.
Dia menangis tersedu-sedu saat menjawab pertanyaan ketua majelis hakim yang bertanya mengenai perasaannya saat mengetahui putri bungsunya itu meninggal dengan cara mengenaskan.