RE Nainggolan Minta Kasus Ustadz Abdul Somad (UAS) Tidak Sampai ke Ranah Hukum
Kita memahami ini menimbulkan keresahan. Kita juga prihatin, tentu saja, karena sedikit banyak telah memancing kegaduhan dan kontroversi
Di sisi lain, RE Nainggolan yang pernah didaulat sebagai tokoh lintas beragama itu juga mengingatkan agar semua pihak, terutama figur publik, para key opinion leaders, lebih berhati-hati dan arif dalam mengeluarkan pernyataan.
Baca: Tiga Mahasiswa USU Ciptakan Komposter Pintar, Mudahkan Pembuatan Pupuk Kompos
Baca: Polda Tahan Bos PT Rian Makmur Jaya Terkait Kasus Dugan Korupsi Sirkuit Atletik
Baca: Arif Budiman Ginting Doyan Curi Pikap dan Simpan Mobil-mobil Curiannya di Ladang Sawit
"Kita hidup di sebuah era tanpa batas dan sekat. Kini batas antara ruang privat dan publik sudah semakin kabur.
Di semua tempat kamera-kamera ponsel siaga merekam apa pun ucapan dan perbuatan kita, dan dalam sekejap, bisa saja menjadi konten yang tersebar luas," kata RE Nainggolan.
Ketika ditanya, apakah semua kegaduhan ini merupakan sebuah grand design yang ingin mengacaukan kerukunan bangsa, RE Nainggolan tidak mau berandai-andai.
"Itu asumsi dan spekulasi. Faktanya, hal-hal semacam ini masih terus kita hadapi, dan oleh karenanya semua pihak harus tetap waspada, mengedepankan prasangka baik, demi terjaganya tenun kebangsaan kita," kata RE Nainggolan.
Baca: Dilantik 9 September, Anggota DPRD Asahan Terpilih Tak Dapat Pin Emas
Baca: Sempat Takluk dari Jabar, Tim Basket Putra 3x3 Sumut Lolos ke PON 2020, Tim Putri Gagal
Menurut RE Nainggolan, saat ini bangsa sedang berada di jalur yang tepat dan benar menuju kemajuan dan keunggulan SDM.
"Kita fokus ke sana saja, jangan buang energi yang tidak perlu.
Selain melelahkan, semua kegaduhan itu pun sia-sia saja," kata RE Nainggolan.

Baca: Main Ponsel Selama 10 Jam Setiap Hari, Mata Bocah 9 Tahun Ini jadi Juling
Baca: Syaiful Ramadhan jadi Saksi saat Wasit Candra Sebut Dirinya Diancam Oknum Pakai Pistol
RE Nainggolan juga mengimbau agar pihak-pihak yang melaporkan UAS untuk mempertimbangkan kembali langkah itu.
"Tentu itu hak mereka sebagai warga negara. Kita juga sepakat, bahwa hukum adalah panglima.
Saya sendiri juga bisa memahami kegelisahan dan keresahan mereka.
Akan tetapi, sekali lagi, bangsa menuntut kita lebih dari sekadar itu.
Ingatlah inti ajaran Yesus adalah kasih dan pengampunan," pungkas RE Nainggolan.
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh pemuka agama di Indonesia untuk memberikan ceramah yang lebih menyejukkan kepada umat.
"Kita semua, Islam, Kristen, Budhha, dalam berdakwah maupun memberikan kotbahnya harus lebih adem dan lebih menghormati satu sama lain," ujar Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (20/8/2019).