Irjen Pol Paulus Diutus Kapolri ke Papua, Sebut Kondisi Papua dan Papua Barat Aman dan Kondusif

Irjen Pol Paulus Waterpauw Diperintahkan Kapolri sebagai mediator sekaligus fasilitator ke Papua

Editor: AbdiTumanggor
Primetime Metrotv
Irjen Paulus Waterpauw (kiri) dan anak-anak sekolah yang telah melakukan aktivitas belajar ke sekolah. 

Dari hasil identifikasi, ada kesan Asrama Papua di Jalan Kalasan diserang, padahal sebenarnya tidak.

Inilah diminta kepada semua pihak untuk melihat persoalan ini dengan jernih.

"Saya mau katakan, kita harus tahu proses, ketika ada dugaan tentang bendera simbol negara dipatahkan dan dibuang di jalan, itu sebenarnya mesti diselidiki siapa pelakunya. Yang terdekat ke TKP kan asrama sehingga diperlukan kerja sama untuk mengetahuinya," kata Paulus Waterpauw.

"Ini proses, jadi sebenarnya adek-adek penghuni asrama tidak usah alergi atau kuatir dengan para pihak disitu, kalau ada yang menuding belum tentu benar, sebaiknya kooperatif, sama-sama selidiki buktikan siapa yang merusak, kan mestinya begitu," tandasnya.

Ketika kelompok massa atau warga berteriak dan menyalahkan penghuni asrama, Polisi hadir menjaga.

"Polisi kan penengah, ketika pada puncaknya, kan mereka harus dilindungi diselamatkan juga harus bersedia dimintai keterangan untuk klarifikasi, untuk kepentingan objek di lapangan, dan Polisi punya kewenangan untuk hal itu. Ada kewenangan Polisi tapi kalau tidak bisa dengan toleransi mengajak dengan baik-baik untuk kooperatif ada lngkah terpaksa," imbuhnya.

Seperti halnya yang terjadi di Malang, ketika melakukan aksi demo lalu memblokir jalan, jelas mengganggu pengguna jalan.

Lantas pengguna jalan protes dan terlibat cekcok dan berakhir bentrok, lalu Polisi datang, untuk mengamankan, itu tugas Polisi.

"Kalau Polisi tidak amankan mungkin banyak korban, apalagi jumlah pendemo dan warga tak seimbang," paparnya.

Jadi menurut Waterpauw, kalau ada kata-kata rasis itu ada prosesnya, tidak langsung mengutuk, menghina martabat atau harga diri. Harus dilihat secara seksama tentang latar belakangnya.

"Ada komunikasi yang tersumbat dan itu bukan terjadi 1-2 hari saja namun sudah berkepanjangan," ujar dia.

Jadi, ke depan, pemerintah daerah yang mengirim warganya study ke luar Papua harus memberikan pendampingan. Jangan dibiarkan tanpa arahan yang jelas.

"Agar mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, serta bisa menjaga kebhinekaan," harapnya. (*)

Baca: RAMOS HORTA Eks Pemimpin Timor Timur Angkat Bicara soal Papua hingga Seruan Frans Magnis pada OPM

Baca: Inilah Motif Perwira Polwan Kompol Christiaty Kirim Miras ke Mahasiswa Papua saat Aksi Demo

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Irjen Pol Paulus Waterpauw: Papua dan Papua Barat Kondusif

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved