PAPUA TERKINI - TNI Kapendam XVII/Cenderawasih Ungkap Kronologi Kerusuhan Deiyai dan Koordinator
TNI Kapendam XVII/Cenderawasih Ungkap Kronologi Kerusuhan Deiyai, Papua dan Koordinator Lapangan
PAPUA TERKINI - TNI Kapendam XVII/Cenderawasih Ungkap Kronologi Kerusuhan Deiyai dan Koordinator
TRIBUN-MEDAN.COM - TNI Kapendam XVII/Cenderawasih Ungkap Kronologi Kerusuhan Deiyai, Papua dan Koordinator Lapangan.
//
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mengungkapkan kronologi kerusuhan di Kabupaten Deiyai, Papua yang menyebabkan seorang anggota TNI gugur, Rabu (28/8/2019).
Baca: Hotman Paris - Nikita Mirzani Ngamuk Sasar Pengacara Elza Syarief di Hadapan Hotman Paris, Videonya
Baca: Xiaomi Terbaru: Harga dan Spesifikasi Lengkap Xiaomi Redmi K20 Pro, Keunggulan Fitur, Kamera 48 MP
Eko menjelaskan awalnya terdapat aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Kabupaten Deiyai.
Peserta unjuk rasa berjumlah kurang lebih seratus orang terkait.
Unjuk rasa dilakukan terkait isu rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
Unjuk Rasa berlangsung di depan di Kantor Bupati Deiyai pukul 13.00 WIT.
Ia mengatakan koordinator lapangan aksi tersebut adalah Ketua KNPB wilayah Kabupaten Deiyai Stevanus Pigai.
Eko melanjutkan, sekira Pukul 14.00 WIT kurang lebih seribu orang dari beberapa wilayah berkumpul di lapangan Wagete Kabupaten Deiyai.
Eko mengatakan massa yang membawa senjata tradisional panah, parang, dan batu tersebut kemudian bergerak menuju Kantor Bupati Deiyai.
Baca: Cek Ramalan Zodiakmu Hari Ini, Cancer Terlalu Banyak Menunda, Keberhasilan Besar Menghampiri Libra
Massa yang sudah bergabung di Kantor Bupati Deiyai kemudian melakukan aksi anarkis dengan melakukan pelemparan kearah aparat keamanan dan Kantor Bupati.
"Kondisi massa semakin tidak terkendali dan anarkis dengan melakukan penyerangan terhadap kendaraan dan Aparat Keamanan TNI yang sedang mengamankan aksi dengan menggunakan panah dan parang serta terdengar tembakan dari arah massa," kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/8/2019).
Ia mengatakan aparat keamanan berusaha untuk meredam dan menghentikan aksi massa tetapi massa semakin brutal.
"Aksi anarkis dan brutal massa mengakibatkan seorang TNI meninggal dunia. Tiga orang anggota TNI dan empat orang anggota Polri terluka akibat senjata panah dan parang. Korban pihak massa dua orang akibat terkena tembakan di kaki meninggal di Rumah Sakit dan terkena panah," kata Eko.