Ratusan Pengunjukrasa Papua Mengaku Ditipu, hingga Benny Wenda Disebut sebagai Dalang Papua Rusuh
Akhirnya terungkap sosok yang diduga mendalangi unjukrasa di Papua yang berujung rusuh dan menimbulkan korban jiwa.
2. Nama: Davidson Cheryl Melinda Umur: 36 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Warganegara: Australia Jenis Visa: Exemption
3. Nama: Hellyer Danielle Joy Umur: 31 Tahun Jenis Kelamin: Perempuan Warganegara: Australia Jenis Visa: Exemption
4. Nama: Cobbold Ruth Irene Umur: 25 Tahun Warganegara : Australia Jenis Kelamin: Perempuan
Proses deportasi keempat WN Australia tersebut dilakukan pada Senin (2/9/2019) melalui Bandar Udara DEO Kota Sorong dan diterbangkan menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6197 menuju Bali melalui Makassar.
Selanjutnya, akan dipulangkan menuju Australia menggunakan pesawat Qantas QF.44, kecuali Davidson Cheryl Melinda akan berangkat ke Australia tanggal 4 September 2019 mendatang menggunakan pesawat Virgin Australian Airline pukul 15.45 WITA. "Seluruhnya dipulangkan ke Australia melalui Bali," ucap Ujo Sujo
Skenario Rusuh agar Papau Dibawa ke PBB
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, Polri sedang mendalami dugaan keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Namun, ia mengaku tak dapat mengungkapkan banyak informasi soal pihak asing yang diduga mendukung Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Maaf, karena di forum ini enggak mungkin juga kita sebut ke luar itu a, b, c.
Yang jelas narasinya adalah kita duga ada pihak luar yang mencoba untuk memanas-manasi, dan ada agenda setting," tutur Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Menurutnya, pihak dari luar Indonesia tersebut memprovokasi sehingga keadaan di tanah Papua terkesan sangat mengkhawatirkan.

Pihak luar tersebut, kata Iqbal, diduga memprovokasi agar masalah Papua dapat dibawa ke forum Persatuan Bangsa-Bangsa ( PBB).
"Terkait dengan apa yang disampaikan Bapak Kapolri tentang ada dugaan pihak-pihak luar, dalam arti kata bukan negara Indonesia yang memprovokasi, yang mencoba untuk meng-amplify suatu keadaan, yang tadinya tidak begitu mengkhawatirkan, menjadi sangat mengkhawatirkan, sehingga akan dibahas dalam forum PBB," ungkap dia.
Untuk mendalami hal tersebut, polisi bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara (BIN), serta kementerian dan instansi terkait lainnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui bahwa kelompok masyarakat yang aksi anarkis di Papua dan Papua Barat memiliki hubungan dengan organisasi di luar negeri.