TESTIMONI Pastor Chito Disekap ISIS di Ruang Bawah Tanah Masjid Bajo Marawi, Dipaksa Merakit Bom
Pastor Chito mengambil AK47 di kakinya dan melempar senjata itu ke salah satu milisi yang segera meraihnya dan berjaga di pintu masuk masjid.
Tahun 2017, serangan semakin mendekati Marawi.
Petempur dari Indonesia dan Malaysia telah menjadi anggota milisi.
Pada akhir bulan Mei, kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS, Abu Sayyaf atau "pembawa pedang" mulai terlihat di kota itu.

Masjid Bato tempat Pastor Chito ditahan yang dijadikan milisi ISIS sebagai markas komando dan ruang bawah tanahnya sebagai penjara bagi tawanan perang.
Pengepungan Marawi siap dilakukan.
Pada tengah hari, Pastor Chito terbangun karena suara tembakan.
Tablet, komputer dan telepon genggamnya mulai berbunyi.
Dirinya menerima berbagai pesan dari rekan Muslim dan Katolik.
Semuanya mengatakan hal yang sama: "Keluar dari Marawi!"
Tetapi Pastor Chito malah berdoa.
"Saya mengatakan kepada diri saya, 'Saya menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan, jadi saya tidak akan pergi,'" katanya.
Pukul 5.30 sore, kota menjadi sunyi, jalan-jalan kosong, jendela tertutup rapat dan lampu dimatikan.
Milisi mengibarkan bendera ISIS di rumah sakit.
Pos polisi dibakar.
Para milisi tiba di gerbang katedral.
