BAYI BERMATA SATU (Cyclopia) di Riau hanya Bertahan 2 Jam setelah Lahir, Ini Penjelasan Dokter

Bayi bermata satu meninggal dunia setelah dua jam menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Tengku Rafian Siak, Riau, Kamis (19/9/2019).

Editor: Tariden Turnip
HO-RSUD Tengku Rafian Siak
BAYI BERMATA SATU di Riau hanya Bertahan 2 Jam setelah Lahir, Ini Penjelasan Dokter. Kondisi bayi dengan mata satu dan tanpa hidung di RSUD Siak. 

"Lahirnya sesar, tapi tidak prematur. Beratnya 2,4 kilogram. Waktu lahir juga tidak bagus, bayinya tidak menangis dan tidak ada gerakan. Denyut jantungnya juga di bawah seratus. Jadi kondisinya sangat parah," ungkap Syarifuddin.

Sebelumnya kasus bayi bermata satu atau cyclopia juga terjadi di Pangkalpinang.

Bayi yang diduga berjenis kelamin laki-laki dengan berat 1,5 kg ini, hanya memiliki satu mata, serta terlihat tidak memiliki hidung, lantaran terlihat rata, dan memiliki satu mulut.

Informasi dihimpun bangkapos.com, Selasa (05/04/2016), bayi tidak normal ini, lahir di Puskesmas Air Itam Kota Pangkalpinang, Minggu (27/03/2016) siang sekitar pukul 13.00 WIB.

Dan saat dilahirkan kondisinya sudah meninggal dunia.

Kepala Pukesmas Air Itam dr Hizal ketika dikonfirmasi bangkapos.com, Selasa (05/04/2016) sore mengakui ada pasien yang melahirkan bayi dengan kondisi fisik tidak normal.

"Sudah lama, kejadiannya, seminggu yang lalu. bayi itu, langsung meninggal," ujar Hizal.

Saat disinggung, apa penyebab bayi lahir dengan keadaan hanya memiliki mata satu, pihaknya tidak mau berspekulasi banyak.

Hanya saja berdasarkan informasi memang, riwayatnya sempat ada keinginan orangtuanya untuk digugurkan.

"Sepertinya kehamilan tidak diinginkan, kalau soal Dajjal itu saya sih tidak percaya. Memang kehamilan tidak diinginkan. Meninggal di kandungan, karena sempat mau digugurkan. Orangtuanya, aslinya orang Jawa, tinggal di daerah kita lah," ucap dr Hizal.

Kejadian serupa juga pernah juga terjadi di pedalaman Papua Indonesia, tepatnya di di Pustu Avona, Teluk Etna, Kaimana, Papua Barat.

Informasi ini disampaikan oleh Anugrah Mantri Avona dalam akun Facebooknya pada 12 Juni 2015 lalu. Ia mengutarakan dia turut membantu sang ibu melahirkan.

Anugrah pun menerangkan kalau kondisi bayi bermata satu tersebut, disebabkan karena kelahiran prematur.

Alhasil, nyawa sang jabang bayi pun tidak bisa bertahan lama hidup di dunia, hanya bertahan dua jam sebelum meninggal dunia.

"Anak itu prematur baru di pedalaman tidak ada inkubator jadi meninggal dua jam setelah dilahirkan," ucap Anugrah.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved