Breaking News

TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka

"Ya ini kan ada yang memprovokasi untuk memanfaatkan Sidang Umum PBB. Berkaitan dengan di PBB," kata Moeldoko

Editor: Tariden Turnip
facebook
TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka . Massa membakar bangunan di Wamena 

#TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka 

TRIBUN-MEDAN.com - Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan.

Sementara, 65 orang lainnya menderita luka-luka.

"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua.

Aparat sementara tidak ada korban," ujar Candra Diyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Namun, Candra belum bisa menjelaskan secara rinci penyebab korban tewas.

Saat ini, ia memastikan bahwa situasi mulai kondusif.

Namun, seluruh aparat masih dalam posisi siaga.

"Aparat stand by 24 jam, semua objek vital kita amankan.

Secara umum untuk di kota kondusif, namun kita antisipasi ada aksi susulan," kata Candra.

Baca: PAPUA RUSUH, Korban Tewas Bertambah Terus, jadi 22 Orang, Ribuan Mengungsi, Aksi Disusupi KNPB

Baca: Mahasiswa USU Meninggal Terjangkit Difteri, Dirawat di RS USU dan Dirujuk ke RSUP H Adam Malik. .

Sebelumnya, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.

Aparat kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.

Hal itu berlangsung sekitar 4 jam.

Namun, siswa demonstran tetap bertahan dan kian bertindak anarkistis.

Baca: Penyebab Mahasiswa Pingsan saat Demo Rusuh di DPRD, Puluhan Orang Masuk Rumah Sakit, 6 Polisi Korban

Baca: KABAR AHOK & Istri Terkini - Istri Ahok Puput Nastiti Devi Tunggu Kelahiran, Foto Hamil Terbaru

Menurut Kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba, suara tembakan terdengar di mana-mana selama 3 jam.

John Roy menyebutkan, sebagian warga panik karena kehilangan anggota keluarga.

Selain itu, semua warga di kota itu sudah mengungsi ke kantor polisi dan Kodim.

Massa yang berunjuk rasa berusaha merangsek masuk ke pusat bisnis Wamena.

Namun, mereka segera dihadang aparat kepolisian.

Wamena merupakan ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

Kota ini merupakan satu-satunya yang terbesar di pegunungan tengah Papua.

Baca: FAKTA LAIN Setelah Beredar Video Syur dan Terungkap Wanita Seragam PNS, Pemeran Ternyata Berprestasi

Di Wamena juga terdapat pusat bisnis, sehingga ketika terjadi kerusuhan, kawasan itu dijaga ketat aparat kepolisian.

Presiden Joko Widodo pernah dua kali mengunjungi Kota Wamena, yakni pada 28 Desember 2014 saat membicarakan persoalan-persoalan yang ada di daerah itu.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada pihak yang sengaja memprovokasi kerusuhan di Jayapura dan Wamena, Papua, menjelang sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

"Ya ini kan ada yang memprovokasi untuk memanfaatkan Sidang Umum PBB. Berkaitan dengan di PBB," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Menurut Moeldoko, provokasi ini datang dari pihak dalam negeri.

Tapi ada indikasi juga bahwa provokasi didalangi pihak asing.

"Ya harapannya kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat.

Sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya kemana," sambung dia.

Moeldoko pun memastikan pemicu kerusuhan di Wamena hoaks.

Menurut dia, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah memastikan tak ada guru yang bertindak rasis ke siswa Papua.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak tak terpancing dengan provokasi yang sengaja dibuat.

Saat ditanya kenapa pemerintah tidak menindak pihak provokator itu, Moeldoko menyebut masih butuh proses.

"Ya semuanya kan by process," ujar dia.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).

"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan.

Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.

Kronologi hoaks pemicu kerusuhan Wamena
Kronologi hoaks pemicu kerusuhan Wamena (facebook)

Lantas apa sebenarnya yang terjadi hingga meletus kerusuhan yang menelan korban jiwa?

Akun halaman facebook, Surga Kecil Yang Jatuh ke Bumi, mengunggah foto ibu guru yang dalam hoaks yang beredar sebagai orang menyebut ucapan rasis.

Foto ibu guru ini disertai kata: Kwn seorang guru dari SMA PGRI WAMENA tanggal 21septeDia mengucapkan kata MoXXXX...

Padahal katanya si ibu guru hanya meminta siswa membaca dengan suara keras: BACA YANG KERAS.

Namun siswi itu mengira ibu guru mengucapkan: BACA KERA.

Setelah itu si murid mengajak teman lain untuk mengusir si ibu guru.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, orang duduk dan teks

Keterangan foto tidak tersedia.

TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka 

 Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "16 Warga Tewas dan 65 Terluka Saat Kerusuhan Pecah di Wamena, Papua", "Moeldoko: Ada yang Provokasi Kerusuhan di Papua Jelang Sidang PBB"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved