265 Mahasiswa Terluka, Faisal Amir Kritis Pendarahan Otak, Kapolda Sebut 39 Polisi Luka-luka
Ratusan mahasiswa luka-luka dalam aksi demonstrasi besar-besaran saat menyuarakan penolakan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) dan revisi UU KPK
265 Mahasiswa Terluka, Faisal Amir Kritis Pendarahan Otak, Kapolda Sebut 39 Polisi Luka-luka
TRIBUN MEDAN.com - Ratusan mahasiswa luka-luka dalam aksi demonstrasi besar-besaran saat menyuarakan penolakan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) dan revisi UU KPK yang telah disahkan.
Dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) hingga Rabu (25/9/2019) dini hari, sedikitnya 265 mahasiswa terluka.
Satu di antaranya adalah Faisal Amir (21), mahasiswa Univeristas Al-Azhar.
Faisal Amir terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisinya kritis dan kini menjalani perawatan intensif di RS.
"Dari hasil rontgen, Faisal mengalami luka retak dari jidat kiri sampai ke bagian kepala sebelah kanan. Kemudian, bahu kanannya patah dan ada luka memar di dada sampai lengannya," ucap Rahmat Ahadi (27), kakak korban, Rabu (25/9/2019) dini hari.
Akibat luka cukup serius pada kepala, Rahmat menyebut saat ini sang adik masih menjalani operasi untuk menghentikan pendarahan di otaknya.
"Terakhir saya lihat kondisinya kata dokter ada pendarahan di otak sehingga saat ini sedang dilakukan operasi untuk menghentikan pendarahannya," ujarnya saat ditemui di RS Pelni.
Baca: TNI Turuti Permintaan Demonstran, Turunkan Tameng dan Buka Seragam saat Pengamanan Unjuk Rasa
Baca: OTT KPK - Dirut Perum Perikanan Dipenjarakan KPK, Reaksi Menteri Susi, 3 Bos Perindo Ditangkap
39 Polisi Luka-luka
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyebutkan, selain ratusan mahasiswa yang luka-luka, sebanyak 39 polisi terluka.
"Korban di antaranya ada petugas polisi lebih kurang sebanyak 39 orang. Mereka ada yang terkena lemparan batu, ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya. Sekarang sedang dirawat inap," kata Gatot di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9/2019).
Sedangkan korban dari mahasiswa, kata Gatot, sebagian besar akibat gas air mata. Dari 265 korban mahasiswa, sebanyak 254 dirawat jalan, dan 11 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
"Kemudian juga di samping itu, ada adik-adik mahasiswa yang terkena gas air mata. Kemudian karena dorongan, mungkin kena gas air mata dan mereka lari dan sebagainya. Nanti kita masih dalami penyebabnya ap,” kata Gatot.
"Sehingga kita sudah mendatakan ada sebanyak 254 mahasiswa yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit, kemudian yang dirawat inap 11 orang. Ini kita akan masih dalami dari keterangan dokter, apa luka dan kemungkinan penyebabnya," imbuhnya.
Menurut Gatot, sebagai bentuk kepedulian, Polda Metro diwakili Kabid Humas Polda Metro Jaya berencana melihat dan menjenguk beberapa mahasiswa yang dirawat di rumah sakit.
Gatot menjelaskan, dalam aksi demo mahasiswa kemarin, diketahui sampai Rabu dini hari masih ada beberapa kelompok mahasiswa yang terus bertahan di beberapa lokasi di sekitar Gedung DPR/MPR.
"Ini terus berlangsung dan berakhir tadi malam atau dini hari, sampai dengan lebih kurang pukul 01.15 pagi. Kita sudah mengamankan beberapa orang yang diduga pemicu kericuhan," ucap Gatot.
Baca: DERETAN ARTIS IKUT BERSUARA terkait Revisi UU KPK hingga RKUHP, Dukung Aksi Mahasiswa
Baca: VIRAL VIDEO Oknum Polisi Tangkap Mahasiswa di Masjid, Mahasiswa Dipukul Beredar di Whatsapp
94 Orang Diamankan
Kepolisian mengamankan 94 orang yang diduga pemicu dan pelaku kericuhan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) hingga Rabu (25/9/2019) dini hari.
"Lebih kurang jumlahnya sebanyak 94 orang kita amankan. Ada yang membawa bom molotov juga. Dan sampai sekarang kita masih sedang dalam proses pemeriksaan atas semuanya. Kita akan pilah-pilah dari mana mereka ini,” kata Gatot.
"Apakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, dari masyarakat, atau dari pihak lain. Tentunya masih kita dalami juga," papar Gatot.
Hasil pemeriksaan sementara, kata dia, satu orang yang membawa molotov adalah pelajar dan bukan mahasiswa.
"Salah seorang yang membawa molotov dan kita amankan adalah seorang pelajar. Ia kita amankan di Polres Jakarta Barat," jelas Gatot.
Saat ini, tambahnya, polisi mendalami kemungkinan adanya kelompok dari luar mahasiswa yang memancing hingga terjadinya kericuhan saat aksi.
Baca: SPG Cantik Digerebek Bersama Bos Perusahaan di Kamar Kos, Sang Istri Seorang Dosen Lampiaskan Amarah
Baca: KABAR MAHASISWA Meninggal Hoaks, Video Lain Mahasiswa Dipukuli Oknum Polisi, Tanggapan Polda Sumut
"Kita juga masih mendalami adanya kemungkinan kelompok-kelompok di luar mahasiswa. Yang kita ketahui, kita dalami semuanya," ucap Gatot.
Ia memastikan dari 94 orang yang diamankan dan masih diperiksa pihaknya itu, jika terbukti melakukan perusakan, maka akan diproses hukum.
"Apabila terbukti yang bersangkutan ikut melakukan tindakan khususnya perusakan. Apakah terhadap kendaraan yang dimiliki masyarakat, atau dimiliki TNI Polri, atau pun merusak pagar Gedung DPR, kita akan melakukan tindakan tegas terhadap mereka. Kita akan proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku," papar Gatot.(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul DEMONSTRASI di Depan DPR Berakhir Rusuh, 265 Mahasiswa dan 39 Polisi Terluka, 94 Orang Diciduk