Breaking News

Fakta Lain Menko Polhukam Wiranto Jadi Target Pembunuhan Sebelum Peristiwa di Pandeglang

Fakta Lain Menko Polhukam Wiranto Jadi Target Pembunuhan Sebelum Peristiwa di Pandeglang

Editor: Salomo Tarigan
ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI)
Fakta Lain Menko Polhukam Wiranto Jadi Target Pembunuhan Sebelum Peristiwa di Pandeglang. Foto: Wiranto digotong dari mobil menuju ruang UGD Menes Medical Center (MMC) sesaat setelah diserang di Alun-alun Menes usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) 

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menambahkan, kronologi upaya pembunuhan tersebut berawal sejak 1 Oktober 2018.

Keenam pelaku ditetapkan sebagai tersangka terkait kepemilikan senjata api ilegal yang diduga berhubungan dengan upaya perencanaan kerusuhan di Jakarta, 21-22 Mei 2019.

Iqbal mengatakan senpi tersebut akan digunakan membunuh empat tokoh nasional dan seorang pemimpin lembaga survei.

Salah satu tersangka berinisial AF. AF berperan sebagai pemilik dan penjual revolver kepada HK seharga Rp 50 juta. AF ditangkap di BRI, Thamrin, Jakarta Pusat, pada 24 Mei 2019.

Diberitakan Kompas.com (28/5/2019), Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, penyandang dana dalam kasus rencana pembunuhan pejabat negara adalah orang papan atas.

Hal itu lantaran sang penyandang dana memberikan pecahan dollar Singapura untuk digunakan membeli senjata.

"Iya (orang papan atas) pendananya, ya," ujar Dedi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Namun saat ditanya siapa pendana tersebut, Dedi mengatakan masih didalami dan akan diungkap.

Baca: Khasiat Makan Apel Setiap Hari, Manfaat pada Pencernaan akan Lebih Lancar, Buktikan dalam 2 Minggu

Baca: SAAT Wiranto Ditikam Teroris, Akun Twitter Hanum Rais Mendadak Diserbu Netizen, Addie MS: Merinding

Aktor Intelektual

 Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.(NOVA WAHYUDI)

 Dedi mengatakan, pendana memberikan pecahan dollar Singapura kepada HK selaku tersangka koordinator lapangan dalam kasus tersebut.

"Cash, langsung dikasih cash. Kemudian dicairkan di money charger Rp 150 juta langsung dia pakai untuk itu (beli senjata)," kata Dedi.

 Menanggapi adanya rencana pembunuhan terhadap dirinya, Wiranto mengaku tak terpengaruh dan akan bekerja seperti biasa.

Ia pun berharap polisi segera mengusut tuntas kasus tersebut hingga sang pendana dan aktor intelektual ditangkap.

"Biarpun ada ancaman pembunuhan ya, kami semua tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada. Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara. Soal nyawa itu ada di tangan Tuhan yang maha kuasa, Allah SWT," lanjut mantan Panglima ABRI itu, sebagaimana diberitakan Kompas.com (28/5/2019).

Baca: Kisah Lengkap 2 Pelaku Penikaman Wiranto, Si Wanita Disebut Belum Menikah dan Si Pria Dua Kali Cerai

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian untuk memperbaiki prosedur pengamanan untuk pejabat negara.

Permintaan tersebut menyusul kasus penikaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved