Langit di Jepang Berwarna Pink-Ungu Gelap Jelang Angin Topan Hagibis
Warga Jepang bagian tengah dan timur sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan badai paling destruktif selama lebih dari 60 tahun terakhir.
Topan ini juga mengganggu Grand Prix Suzuka dan membuat lebih dari 1.600 penerbangan ke dan dari Jepang dibatalkan.
Menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA), Topan Hagibis diperkirakan akan menghantam daratan di Jepang tengah atau timur pada Sabtu malam.
Badai ini diperkirakan akan berhembus dengan kecepatan maksimum 216kmh.
Hagibis diperkirakan akan menjadi badai pertama dengan peringkat "sangat kuat" yang menghantam pulau utama negara itu, Honshu, sejak 1991.
Ini juga merupakan badai besar yang tidak biasa, dan diperkirakan akan membawa efek angin brutal dan lautan yang menjadi ganas.
Curah hujan di wilayah tersebut juga telah menimbulkan kekhawatiran.
JMA juga memperingatkan bahwa gelombang pasang menjelang bulan purnama meningkatkan risiko banjir.
JMA juga telah mengeluarkan peringatan untuk angin kencang, gelombang tinggi, tanah longsor, dan banjir di sebagian besar wilayah Honshu.
Perintah evakuasi juga telah dikeluarkan untuk mengamankan 600 ribu orang di Jepang timur, menurut media NHK.
LISTRIK PADAM
Meski pusat badai masih berada ratusan kilometer jauhnya di Pasifik, tapi hujan deras turun dan angin kencang telah merusak beberapa rumah di Chiba, sebelah timur Tokyo.
Angin ini juga menghancurkan satu rumah hingga porak poranda.
"Lima orang dilarikan ke rumah sakit, tetapi tidak ada yang menderita cedera serius," kata pemadam kebakaran setempat kepada AFP.
JMA telah memperkirakan curah hujan tinggi untuk daerah Tokyo dalam 24 jam hingga tengah hari pada hari Minggu besok, sebagian besar di wilayah Tokai.
Tayangan televisi setempat bahkan menunjukkan gelombang raksasa menabrak pemecah gelombang pantai di Jepang.
