GEMPA HARI INI, 3 Hari setelah Ribuan Ikan Mati di Pantai Jetis, Cilacap Diguncang Gempa 5.0

"Lokasi gempa 8.45 LS, 109.28 BT. Pusat gempa berada di laut 85 kilometer tenggara Cilacap, kedalaman 10 kilometer," kata Teguh.

Editor: Tariden Turnip
facbook/paijo kbm
Postingan ribuan ikan terdampar di Pantai Jetis Cilacap oleh akun facebook Paijo Kbm, Sabtu (12/10/2019) 

GEMPA HARI INI, 3 Hari setelah Ribuan Ikan Mati di Pantai Jetis, Cilacap Diguncang Gempa 5.0

TRIBUN-MEDAN.COM - Tiga hari setelah kasus ribuan ikan mati yang terdampar di Pantai Cemara Sewu, Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2019), gempa magnitudo 5 dilaporkan terjadi di tenggara Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/10/2019) sekitar pukul 18.33 WIB.

Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Lokasi gempa 8.45 LS, 109.28 BT.

Pusat gempa berada di laut 85 kilometer tenggara Cilacap, kedalaman 10 kilometer," kata Teguh melalui aplikasi perpesanan, Senin malam.

Teguh mengatakan, gempa dirasakan di wilayah selatan Jawa, yaitu Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta.

Hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dampak kerusakan akibat gempa.

Baca: Setelah Ikan Raksasa 3 Meter Mati, Kini Belut dan Ular Laut pun Mati, Warga Ambon Maluku Resah

Baca: GEMPA HARI INI, Setelah Ribuan Ikan Mati Misterius, Hari Ini Gempa 6.4 Mengguncang Maluku

Menurut Fieky Free Khantoro, warga Desa Karangsari, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, guncangan akibat gempa juga dirasakan di wilayahnya yang berada di dataran tinggi dengan jarak lebih dari 60 kilometer dari Cilacap.

"Iya lumayan besar, saya sampai lari keluar tadi, saya spontan saja.

Cuma beberapa detik saja (merasakan guncangan), warga lain di sekitar rumah ada yang terasa ada yang tidak," ujar Fieky.

Melansir kompas.id, Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta Agus Riyanto mengatakan, gempa itu terjadi pada pukul 18.34 WIB. Hingga pukul 19.00, tidak terpantau adanya gempa susulan.

Gempa itu terjadi pada kedalaman 75 kilometer.

Berdasarkan analisis lokasi titik gempa dan kedalamannya, gempa itu digolongkan sebagai gempa bumi menengah.

“Ini diakibatkan adanya subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia. Ini tergolong pergerakan sesar naik,” kata Agus, saat dihubungi, Senin malam.

Agus mengungkapkan, gempa itu turut dirasakan sebagian warga yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, Purworejo, hingga Kebumen. Pihaknya belum menerima laporan kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut. Menurut hasil permodelan, gempa itu juga tidak berpotensi tsunami.

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya. Bangunan-bangunan retak dan rusak harap dihindari. Pastikan tempat tinggal cukup tahan terhadap gempa,” kata Agus.

Dihubungi terpisah, Mahatma Christi, warga Kabupaten Sleman, DIY, mengungkapkan, getaran gempa terasa hingga di kediamannya. Saat gempa berlangsung, ia sedang duduk bersantai di dalam rumah. Getaran itu cukup membuatnya terkejut.

“Kalau besar sih tidak sepertinya. Tapi, saya bisa merasakan getaran itu soalnya sedang duduk bersandar. Tapi, tidak sampai keluar rumah karena gempanya juga tidak terlalu lama, hanya satu menit,” kata Christi.

Christi menambahkan, getaran itu hanya dirasakan olehnya dan kakaknya yang sedang duduk berdekatan. Ia tak memungkiri, rasa panik terhadap gempa itu masih ada karena pernah mengalami kejadian gempa yang cukup besar tahun 2006 silam. Tetapi, ia berusaha untuk tetap bersikap tenang.

Jalu (24), warga Kabupaten Kulon Progo, DIY, juga merasakan hal yang sama. Getaran terjadi sewaktu ia sedang merebahkan badan di kamarnya. Ia menyadari ada getaran, tetapi tidak berusaha keluar sebab getaran tak berlangsung lama, kurang dari satu menit.

“Saya yakin itu ada gempa karena lihat air yang ada di gelas bergoyang-goyang. Tetapi, biasa saja sih. Gempa tidak terlalu besar,” kata Jalu.

Dihubungi terpisah, Clara Cynthia (24), warga Kabupaten Bantul, merasakan gempa saat sedang memainkan ponselnya di ruang tamu rumah. Ia tak pikir panjang untuk berlari keluar rumah sewaktu merasakan getaran gempa itu. Sesampainya di luar rumahnya, ada sebagian tetangganya yang juga keluar dari rumah mereka masing-masing.

“Saya lari keluar karena memang agak panik saja. Ternyata, di luar, tetangga-tetangga saling tanya. Benar merasa gempa atau tidak. Ada yang merasakan, ada yang tidak. Seperti di rumah saya, yang merasa ada gempa itu hanya saya,” kata Clara.

Guncangan gempa juga dirasakan lemah oleh sebagian warga di Cilacap. Belum ada laporan kerusakan akibat gempa ini.

“Saya berada di kantor bersama enam rekan dan tidak merasa ada gempa. Tadi sedang ngobrol bersama, (hiasan dinding dan jam) tidak bergerak,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, saat dihubungi dari Purwokerto, Jawa Tengah, Senin malam.

Mulwahyono menyampaikan, gempa yang dirasakan sebagian masyarakat termasuk kategori lemah. “Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dari warga. Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa juga tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Andi Susilo juga menyampaikan hal serupa. Dirinya tidak merasakan gempa tersebut dan masih terus memantau dampak gempa tersebut. “Informasi yang saya dapatkan, masyarakat di Kutawaru, Cilacap, sempat keluar rumah karena merasakan gempa,” kata Andi.

RIBUAN IKAN MATI DI PANTAI JETIS CILACAP 

Sebelumnya, warganet dihebohkan dengan penemuan ribuan ikan mati yang terdampar di Pantai Cemara Sewu, Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2019).

Foto dan video fenomena tersebut banyak tersebar melalui media sosial Facebook dan Youtube.

Salah satunya akun Facebook dengan nama Paijo Kbm mengunggah sejumlah foto yang memperlihatkan warga ikan-ikan yang terdampar di atas pasir.

Postingan tersebut disertai keterangan:

"Hari ini, ratusan ribu bahkan mungkin jutaan mati dan menepi ke pinggiran, belum tahu persis nama serta jenis ikan ini, tapi semuanya ikan yang sejenis. Puluhan atau mungkin ratusan warga sekitaran Pantai Cemara Sewu Jetis, Cilacap berbondong-bondong untuk mengambil ikan tersebut".

Berbagai spekulasi pun muncul mengenai penyebab fenomena tersebut.

Bahkan ada yang mengaitkan fenomena ini dengan bencana alam gempa dan tsunami.

Beberapa kasus gempa atau tsunami yang terjadi dibarengi kasus ribuan ikan mati.

Seperti yang terjadi di Maluku, seminggu sebelum gempa bermagnitudo 6,8 yang menguncang Ambon dan Pulau Seram,  Kamis (26/9/2019).

Ketika dikonfirmasi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjono membenarkan kejadian tersebut.

Ribuan ikan tersebut ditemukan terdampar di Pantai Cemara Sewu Sabtu pagi.

Sarjono menjelaskan, kemunculan ribuan ikan tersebut bukan akibat fenomena alam.

Ribuan ikan yang terdampar itu berasal dari jaring nelayan yang jebol di tengah laut, kemudian terbawa arus hingga ke pantai.

"Sudah dipastikan itu bukan fenomena alam atau apa.

Itu berasal dari jaring nelayan yang jebol, begitu ditarik (ke atas perahu) jaringnya kemungkinan jebol, terus terbawa arus ke tepi," kata Sarjono saat dihubungi, Minggu (13/10/2019).

Menurut Sarjono ikan tersebut mati karena telah tertumpuk-tumpuk di dalam jaring, sehingga kekurangan oksigen.

Jumlah ikan yang mati dan tersampar diperkirakan antara 1 ton hingga 2 ton.

"Jenisnya macam-macam, ada petek,montok dan lain-lain, ukurannya rata-rata kecil.

Sampai sekarang kami belum mengetahui punya nelayan mana, biasanya nelayan juga diam saja, paling menyesal jaringnya jebol, harusnya dapat rejeki malah jebol," ujar Sarjono.

Gempa magnitudo 5 dilaporkan terjadi di tenggara Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/10/2019) sekitar pukul 18.33 WIB.

GEMPA HARI INI, 3 Hari setelah Ribuan Ikan Mati di Pantai Jetis, Cilacap Diguncang Gempa 5.0

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Gempa Magnitudo 5 Guncang Tenggara Cilacap, Terasa hingga Banjarnegara" dan dari kompas.id berjudul: Gempa Cilacap Terasa Hingga Yogyakarta

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved