Kesehatan

BAHAYA Gorengan dan Penyakit Kardiovaskular, Jarang Diketahui Risiko Mengerikan Mengintai Anda

BAHAYA Gorengan dan Penyakit Kardiovaskular, Jarang Diketahui Risiko Mengerikan Mengintai Anda

Editor: Salomo Tarigan
Shutterstock
BAHAYA Gorengan dan Penyakit Kardiovaskular, Jarang Diketahui Risiko Mengerikan Mengintai Anda 

Para penyuka gorengan itu juga memiliki risiko penyakit kardiovaskular 8 persen lebih tinggi.

Meski begitu, konsumsi gorengan tampaknya tidak sesuai dengan risiko kematian akibat kanker. Padahal, beberapa penelitian sebelumnya sering menghubungkan konsumsi gorengan dengan kanker.

"Kami tahu pola makan penting untuk pencegahan kanker atau penyintas kanker, tetapi tidak semua komponen makanan (tampaknya sama penting)," kata Bao.

Gorengan yang paling berkaitan dengan kematian dini dalam penelitian ini adalah ayam goreng dan ikan goreng dibanding makanan ringan seperti kentang goreng atau keripik.

Baca: CPNS - 4 Formasi CPNS Alokasi Terbesar, Selain Guru 63.000-an Formasi dan Tenaga Kesehatan-CPNS 2019

Baca: Postingan Jokowi Foto Gagang Telepon Jadi Sorotan, Susunan Menteri Kabinet Kerja Jilid II Final?

Perbedaan ini, menurut Bao, mungkin berhubungan dengan cara makanan itu disiapkan.

Misalnya, banyak restoran menggunakan kembali minyak ketika memasak makanan.

Menurut Bao, menggunakan kembali minyak bisa meningkatkan produk sampingan berbahaya yang ditransfer ke makanan.

Apalagi daging cenderung digoreng lebih lama dibanding makanan ringan.

Bao menegaskan bahwa penelitiannya merupakan yang pertama melihat bagaimana segala jenis makanan goreng mempengaruhi risiko kematian dari waktu ke waktu.

Meski begitu, Bao menyadari ada pengecuali untuk kasus semacam ini di Spanyol.

Baca: Akhirnya Putri Amien Rais Hanum Rais Angkat Bicara terkait Postingan dan Berujung Dipolisikan

Baca: Dewan Pengawas KPK Hambat Pemberantasan Korupsi? Pakar Hukum Refly Harun: Materinya Dewan Perizinan

Dia menyebut, hal ini mungkin karena lebih banyak orang Spanyol menyiapkan makanan mereka di rumah.

Selain itu, orang Spanyol menggunakan minyak goreng yang lebih sehat seperti minyak zaitun.

Bao menyadari bahwa penelitiannya ini memiliki keterbatasan.

Salah satunya hanya mengamati kebiasaan diet atau makan para peserta sekali.

Dengan kata lain, ada kemungkinan para peserta mungkin mengubah pola makannya dari waktu ke waktu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved