Bangkai Babi Jadi Momok di Sergai, Warga: Tiap Menit Ada Bangkai Lewat Sungai Bedagai

"Ini yang di bawah lantai ini, ada bangkai babi berukuran besar yang masih nyangkut dari tadi pagi," kata Umar.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
HO
Petugas dan masyarakat mengubur babi yang mengapung di Sungai Bedagai. 

TRIBUN-MEDAN.com - Bangkai babi mengapung di Sungai Bedagai, tepatnya di daerah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdangbedagai.

Warga yang berada di TPI sangat  mengeluhkan karena baunya menyengat dan sering tersangkut di bawah lantai dermaga.

Seorang warga, Umar mengatakan, hampir setiap menit bangkai babi itu melintas. Ada yang masih baru, ada juga yang sudah membusuk. Begitu juga dengan ukurannya.

"Kadang ada yang kecil, ada juga yang besar kali. Ini yang di bawah lantai ini, ada bangkai babi berukuran besar yang masih nyangkut dari tadi pagi," kata Umar.

Kapolres Serdang Bedagai AKBP Juliarman Pasaribu mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari masyarakat soal pembuangan bangkai babi secara sengaja ke aliran sungai.

"Jika ditemukan adanya masyarakat yang sengaja membuang bangkai babi ke sungai, kami akan menindak mereka secara hukum. Karena apa yang dilakukan itu telah mencemari lingkungan," kata Juliarman, Sabtu (9/11/2019).

"Kami akan menindak mereka (pelaku) secara tegas, pengusaha ataupun peternak babi yang membuang bangkai babi di sungai. Itu tidak boleh dan sangat berbahaya serta dapat mencemari lingkungan," sambungnya.

Dijelaskan Juliarman, masyarakat harusnya sadar bahwa sungai harus dijaga kebersihannya. Dalam memusnahkan bangkai babi yang terkena virus hog cholera sebaiknya jangan dibuang ke sungai. Harus ada teknik pemusnahan bangkai yang terkena wabah seperti itu, bangkai babi dikuburkan akan wabahnya tidak meluas.

"Kalau wabah ini telah mencemari sungai, berarti nanti kan siapapun yang mempergunakan air sungai untuk keperluan untuk mandi ataupun minum serta lainnya akan berbahaya. Pokoknya, nanti akan kami tindak itu pelaku yang membuang babi secara sengaja ke sungai," tegas Juliarman.

Pada Jumat (8/11/2019) kemarin,  satu ekor bangkai babi berukuran kecil melintas dan menimbulkan bau tak sedap. Tak lama berselang, bangkai babi berukuran besar dalam keadaan busuk melintas diiringi dengan karung goni yang dihinggapi lalat.

Sepuluh menit kemudian, bangkai babi kembali melintas. Di bagian perutnya menancap satu batang bambu. Bangkai itu kemudian menyangkut di bagian belakang boat milik nelayan yang sedang sandar di dekat dermaga.

"Kalau yang ukuran begitu, dari kemarin-kemarin sudah banyaklah melintas. Siang saja banyak yang lewat. Apalagi malam," sebut Umar.

Pengakuan yang sama dikatakan Ilham bin Muslim. Katanya, bangkai babi sangat mengganggu aktivitas warga karena bau yang sangat menyengat.

Dia berharap agar tidak ada lagi orang yang membuang bangkai babi sembarangan ke sungai.

"Harapannya, bisa dibersihkanlah, diangkat, biar tak mengganggu masyarakat," kata Ilham.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved