Rumah Tertutup Tembok RSUD Sidikalang, Keluarga Ini Tak Terima Hingga Sakit Mikirkannya

Keluarga pasangan Taswar Piliang dan Dermaneli Chaniago terancam terkurung di rumah sekaligus warung milik mereka.

TRIBUN MEDAN / DOHU LASE
Dermaneli Chaniago (kerudung merah jambu) melangkah keluar dari celah pagar tembok yang belum sempat dibangun, Rabu (11/12/2019). 

TRIBUN-MEDAN.COM, DAIRI - Keluarga pasangan Taswar Piliang dan Dermaneli Chaniago terancam terkurung di rumah sekaligus warung milik mereka.

Pasalnya, akses keluar-masuk mereka tertutup bangunan tembok RSUD Sidikalang, Kabupaten Dairi.

Rumah sekaligus warung milik Taswar-Dermaneli terletak pas di bibir kompleks RSUD Sidikalang, tepatnya di bagian belakang dekat kamar jenazah.

Bagian depan rumah Taswar berbatasan dengan rumah sakit, sedangkan sebelah kiri, kanan, dan belakangnya berbatasan dengan lahan kosong penuh semak belukar.

Pantauan Tribun Medan, Rabu (11/12/2019) siang, proyek pembangunan tembok setinggi hampir dua meter di sekeliling RSUD Sidikalang masih berlangsung.

Penembokan di depan rumah Taswar-Dermaneli ditangguhkan pemborong proyek.

Pinggiran kompleks RSUD Sidikalang sebelah kanan, yang terdapat lebih banyak rumah warga, sama sekali tidak ditembok.

Sejumlah warga Sidikalang yang ditemui Tribun Medan mengaku prihatin atas kondisi yang menimpa keluarga Taswar-Dermaneli.

"Kalau mau ditembok keliling, dirikan jugalah tembok di sebelah kanan rumah sakit itu. Biar adil," kata Sutan Akbar Sihombing, seorang warga Sidikalang, Kabupaten Dairi

Dermaneli kepada Tribun Medan mengungkapkan, ia dan suaminya tinggal di rumah itu sejak tahun 2009.

"Dahulu kami memang mengontrak di sini. Belum ada tembok," ujar Derma saat ditemui Tribun Medan di rumahnya hari itu.

Derma menuturkan, ia dan suaminya merantau dan tiba di Sidikalang penghujung tahun 1999 silam.

"Waktu pertama kali datang, kami tinggal di Jalan Batukapur, Sidikalang," ucap Derma.

Selanjutnya, pada tahun 2007, ia dan suaminya mulai berjualan di kompleks RSUD Sidikalang.

"Tahun segitu, kami jualan masih pakai motor, mendirikan tenda. Sore, pulang ke rumah. Tahun 2009, kami mulai buka warung, tetapi mengontrak. Di sini juga tempatnya," ujar Derma.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved