Pengusaha BPK Bangkit

BREAKING NEWS: 500 Warga Ikut Perlombaan Makan Daging Babi, Pengusaha RM BPK Hadapi Hog Cholera

Wisata Kuliner ini bertekad untuk mengembalikan kembali minat masyarakat makan daging babi.

Penulis: Alija Magribi |
Tribun Medan/Alija Magribi
Kemeriahan Wisata Kuliner Makan Daging Babi di Komplek CBD Polonia Medan, Senin (16/12/2019). 

Lomba yang digelar terdidik dari 3 kategori, yakni, Lomba makan Babi untuk Pria, Lomba makan Babi untuk Wanita dan Lomba makan Babi kategori anak-anak.

Pengusaha BPK Pangkas Karyawan 

Pemilik rumah makan BPK yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Rumah Makan BPK Kota Medan mengaku mengalami penurunan omzet yang drastis sejak maraknya kematian babi.

Selama tiga bulan belakangan usaha kuliner yang memakai daging babi sebagai bahan baku mengalami penurunan penjualan 70 persen sampai 80 persen.

Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Rumah Makan BPK Kota Medan Darna Tarigan saat ditemui, Senin (16/12/2019).

"Adanya virus hog cholera bukan hanya memberikan dampak pada peternak babi.

Kami para pengusaha kuliner yang menggunakan bahan baku daging babi turut mendapatkan dampak dari kejadian ini.

Begitu pula pengusaha lainnya seperti pengusaha bumbu, sayur, dan beras," ujarnya.

Ia mengatakan tak sedikit masyarakat yang penghasilannya berasal dari usaha kuliner yang berbahan dasar daging babi ini.

Di asosiasi yang dipimpinnya saja ada sekitar 30 pengusaha yang memiliki banyak karyawan yang berjumlah hingga ratusan orang.

"Dari Dinas Peternakan dan Kesehatan sudah mengatakan virus tersebut penularannya tidak bisa pada manusia.

Tapi masyarakat susah takut mengkonsumsi daging babi. Hingga sekarang setiap harinya masih ada konsumen yang makan daging babi walau jumlahnya berkurang dan belum ada ditemukan manusia yang terjangkit virus tersebut," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pemilik rumah makan BPK Ola Kisat Cabang Gajah Mada, Mariani Tarigan.

Ia mengatakan sudah hampir tiga bulan omzet rumah makannya berkurang. Ia terpaksa melakukan pengurangan jumlah karyawan.

"Kami sudah terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, yang tadinya ada 18 orang sekarang hanya tinggal tujuh orang, ini pun sudah berat kami.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved