Presiden Jokowi Murka Diberi Janji Palsu Soal Pembangunan Kilang Minyak Baru Pertamina
Padahal, Jokowi mengaku sudah menyampaikan instruksi itu sejak 5 tahun lalu, atau tak lama setelah dilantik sebagai Presiden 2014-2019.
Presiden Jokowi Murka Diberi Janji Palsu Soal Pembangunan Kilang Minyak Baru Pertamina
TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekesalannya karena instruksinya untuk membangun kilang minyak tak juga dijalankan.
Padahal, Jokowi mengaku sudah menyampaikan instruksi itu sejak 5 tahun lalu, atau tak lama setelah dilantik sebagai Presiden 2014-2019.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Awalnya, Jokowi menyinggung impor Petrokimia yang nilainya mencapai Rp 332 Triliun per tahun.
• Wujudkan Masyarakat yang Religius, Pemkab Deli Serdang Gelar Pengajian Akbar
• Yusril Tegaskan tak Berminat jadi Dewan Pengawas KPK, Simak Alasannya Tetap Ingin jadi Advokat

"Impor Petrokimia ini gede sekali Rp 332 trilun impor kita, saya hapal di luar kepala karena tiap hari jengkel hapal," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, impor yang besar ini karena jumlah kilang minyak sangat minim. Dalam 34 tahun terakhir, Indonesia tak pernah lagi membangun kilang minyak.
Oleh karena itu, sesaat setelah dilantik bersama Jusuf Kalla pada akhir 2014 lalu, Jokowi langsung mengintruksikan jajarannya untuk membangun kilang minyak.
"Habis pelantikan yang pertama saya sampaikan, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini, dari lima yang ingin kita kerjakan, satupun enggak ada yang berjalan, satupun," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI ini mengaku selama ini hanya diberi janji-janji palsu.
"Kemarin dijanjiin 2 tahun lagi, 3 tahun lagi. Saya enggak ngecek tiap hari kan. (Ternyata) enggak selesai satu persen pun," ujarnya.
Jokowi pun curiga belum berjalannya pembangunan kilang minyak ini karena selama ini banyak pihak yang diuntungkan dari impor minyak dan gas.
• Lepas Jalan Santai Bersama SRC, Plt Wali Kota Soroti Perkembangan UMKM Kota Medan
• Panen Hadiah Besar-besaran di Pesta Rakyat Simpedes

Untuk itu, saat ini Jokowi sudah meminta aparat penegak hukum mengawal pembangunan kilang minyak.
"Ini saya tungguin betul, saya sudah minta Kapolri, Jaksa Agung ikut nungguin, nanti saya minta KPK ikut tungguin. Harus rampung pekerjaan besar ini," kata Kepala Negara.
34 Tahun Enggak Bisa Bangun Kilang Minyak
Presiden RI Joko Widodo telah melangsungkan pertemuan dengan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Jokowi menyebut, pertemuannya dengan Ahok dan Nicke tak lain membahas core bisnis Pertamina sebagai perusahaan minyak. Mulai dari impor migas, persiapan B30, lifting minyak dan gas, defisit transaksi berjalan, hingga pembangunan kilang minyak.
"(Kami bertemu membahas) urusan migas. Berkaitan dengan impor migas, B20, dan B30," kata Jokowi usai membuka Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Sembari bertemu, Jokowi menyampaikan keinginannya kepada Ahok dan Nicke. Dia ingin Pertamina segera membangun kilang minyak baru agar produksi dalam negeri bisa meningkat.
"Iya itu kesitu larinya juga pembangunan kilang minyak. Pembangunan kilang minyak itu harus, masa 34 tahun kita enggak bisa bangun kilang minyak, kebangetan," tegas Jokowi.

Tak hanya itu, dia ingin defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diperkecil dengan mengendalikan impor migas. Dia pun ingin, Pertamina menaikkan produksi minyak dalam negeri (lifting migas).
Untuk mengendalikan impor, penggunaan B30 harus dipercepat. Pemerintah menargetkan realisasi B30 sudah dimulai pada Januari 2020.
"Penggunaan B30, yang akan dimulai awal Januari (2020) agar itu benar-benar bisa dilaksanakan dan dikawal sehingga bisa menurunkan impor minyak kita," tuturnya.
Jokowi menuturkan, baik Ahok dan Nicke akan mengawal prosesnya. Bahkan, menyanggupi permintaan-permintaan itu. Agar cepat terealisasi, Jokowi pun akan terus mengawal prosesnya.
"Intinya mereka menyanggupi (permintaan itu). Saya suruh kawal betul, akan saya ikuti terus progresnya, persentase sampai sejauh mana," pungkasnya.

Kemarin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati didampingi Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas perkembangan industri energi dan petrokimia, salah satunya kesiapan biodiesel B30.
Menurut Nicke, dirinya juga melaporkan tentang progres pembangunan kilang minyak dan sejumlah pabrik petrokimia.
Sementara itu Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor.
"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok. Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Jengkel, 5 Tahun Instruksinya Bangun Kilang Minyak Belum Jalan"