Pemko Siantar Bangun Tugu Ayam 'Dayok Mirah', Lembaga Adat Simalungun Jelaskan Filosofinya

Kota Pematangsiantar sebagai daerah toleransi tertinggi nomor tiga di Indonesia telah memiliki tugu baru.

Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Juang Naibaho
Tribun-Medan.com/Tommy Simatupang
Tugu Dayok Mirah yang terletak di Jalan Ahmad Yani Kota Pematangsiantar, Jumat (10/1/2020). 

"Konon Dayok Mirah ini milik seorang raja. Dan, untuk permaisuri yakni Dayok Silopak," ujarnya, Jumat (10/1/2020).

Rohdian mengatakan ayam juga menjadi makanan penting dalam peradatan. Masakan khas simalungun yang diolah dengan rempah-rempah dengan bahan dasar ayam jantan diberi nama Dayok Binatur. Makan sajian Dayok Binatur ini dipercaya untuk kesuksesan dalam meraih cita-cita.

"Saat ini masakan Dayok Binatur sudah dapat dimasak oleh semua orang. Dan, semua orang mengingini makanan ini," katanya.

Rohdian menjelaskan juga patung Dayok Mirah memiliki filosofi untuk mengingatkan masyarakat untuk jangan malas.

"Ayam berkokok pagi hari ini memberikan filosofi untuk membangunkan kita, mengingatkan bahwa hari sudah mulai pagi hari. Maka kita manusia agar bersiap siap untuk melakukan aktivitas, tidak bermalas-malas untuk beranjak dari tidur,"ujarnya.

Pada lain sisi, Rohdian menilai pembangunan Tugu Dayok Mirah tidak sesuai dengan fakta.

Ia menilai Patung Dayok Mirah bukan warna hitam. Ia menyayangkan Dinas PU Pemko Siantar tidak berkoordinasi dengan lembaga adat Simalungun.

"Kita minta pihak pemborong atau pun pemerintah segera mengganti warna patung ayam. Dan segera berkordinasi dengan PMS Kota Pematangsiantar. Patung Dayok Mirah, tapi sedikit pun tidak menunjukkan Dayok Mirah, karena warnanya tidak ada sedikit pun menunjukkan warna merah," ujarnya.

Rohdian juga mengaku PMS tidak pernah dilibatkan dalam usulan pembangunan Tugu Dayok Mirah. Bahkan, selama ini masih PMS mengusulkan pembangunan Tugu Raja Sangnaualuh.

"Makanya pembangunan Dayok Mirah bersalahan dari adat budaya Simalungun. Yang kita minta untuk segera dibangun adalah Tugu Sangnaualuh Damanik. Kita juga heran mengapa justru patung Dayok yang dibuat," pungkasnya.

(tmy/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved