News Video
Kriminolog Redyanto Sidi, Sebut Ada Kejanggalan Dalam Rekonstruksi Pembunuhan Hakim Jamaluddin
Kasus pembunuhan Hakim Jamaluddin masih jadi diperbincangan hangat dikalangan masyarakat khususnya Kota Medan.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: M.Andimaz Kahfi
Kriminolog Redyanto Sidi, Sebut Ada Kejanggalan Dalam Rekonstruksi Pembunuhan Hakim Jamaluddin
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus pembunuhan Hakim PN Medan, Jamaluddin masih jadi diperbincangan hangat dikalangan masyarakat khususnya Kota Medan.
Kriminolog sekaligus Dosen Pascasarjana MIH Universitas Pancabudi Dr Redyanto Sidi SH MH mengatakan, semua kejahatan yang dilakukan pelaku sudah direncanakan dan di luar faktor itu hanya pemicu saja.
"Terkait persoalan itu, saya hanya melihat bahwa persoalan ini tidak sesederhana bahwa motifnya hanya soal cemburu dan lain-lain," kata Redi, Rabu (15/1/2020).
"Ada faktor lain yang harus didalami, soal harta. Ada rumor yang beredar persoalan ini menyangkut kepada persoalan harta-harta yang diperoleh almarhum semasa hidup," sambungnya.

Redi menuturkan, hal ini harusnya di dalami oleh pihak kepolisian. Karena jangan-jangan ada dugaan mengarah kepada faktor-faktor motif yang lain.
Termasuk ada orang yang ikut membantu, menyuruh, atau juga menganjurkan.
"Kalau seandainya motif seperti itu, hal yang mudah bagi polisi untuk mengungkapnya," katanya.
Lebih lanjut, Redi mengapresiasi pihak kepolisian yang telah berhasil mengungkap kasus pembunuhan Hakim Jamaluddin.
Tapi, dengan sangat lamanya peristiwa ini terungkap, ini membuat masyarakat menjadi bias.
Banyak beredar rumor, opini, dengan berbagai macam motif dan pendapat, sehingga bully tidak terhindarkan.

"Masyarakat menjadi bingung karena lamanya pengungkapan ini," sebutnya.
"Bahkan sampai ada yang mengatakan masyarakat punya penilaian terhadap motif tersendiri begitu," tambahnya.
Ia menambahkan, ini bagian yang menurut masyarakat, menganggap bahwa ada miss kinerja disitu yang harus di evaluasi dikemudian hari.
Redyanto menjelaskan, pada saat rekontruksi ada satu hal yang miss dan belum terjawab.