Inspirasi
Membangun Karakter Kristus di Dalam Hidup Kristen
Dalam banyak kasus kita dapat mengenali kewarganegaraan atau identitas seseorang yang belum kita kenal.
Bagaimana karakter itu dibentuk?
1. Pikiran yang benar/ hati yang benar
Transformasi karakter dimulai dari pikiran. Hal ini bisa berarti bertobat (Metanoia) atau membersihkan pikiran & hati dari segala kotoran, sampah, tahayul dan filsafat dunia, dan mengisi pikiran dan hati dengan firman Tuhan.
Karakter yang baik dibangun diatas hati dan pikiran yang baik. Itu sebabnya, kita harus melindungilah hati dan pikiran kita dari pengaruh, tontonan, dan bacaan yang merusak (Ams 4:23; 2 kor 10:5; 2 kor 4:4).
Pepatah China kuno:
Menabur pikiran, menuai tindakan,
menabur tindakan, menuai kebiasaan,
menabur kebiasaan, menuai karakter,
menabur karakter, menuai takdir/nasib.
2. Disiplin Rohani
Disiplin Rohani adalah suatu aktivitas/latihan rohani yang bisa membantu saya memperoleh kekuatan rohani untuk menjalani hidup seperti yang dikehendaki Tuhan (1kor. 9:24-27). Latihan–latihan rohani tersebut meliputi: Membaca dan mendalami Alkitab secara teratur, berdoa secara teratur, bersekutu/berjemaat secara teratur, melayani dengan penuh semangat, selalu bersukacita, ketaatan pada Firman Tuhan, dan bersaat teduh secara teratur. Manfaat disiplin rohani sangatlah besar. Kita akan menjadi orang Kristen yang kuat, terlatih, dan lincah/peka secara rohani.
3. Komitmen
Komitmen adalah janji serius untuk terus maju, untuk terus bangkit, meskipun berulang-ulang kali kalah dan terjatuh. Orang yang berkomitmen adalah orang yang siap membayar harga apa pun untuk mencapai tujuan. Kurang berkomitmen memperlama terbentuknya sebuah karakter, bahkan tidak sedikit yang menyerah dalam usaha ini.
5. Tekanan/kesulitan/penderitaan (Ayub 23:10).
Salah satu tempaan yang membentuk karakter adalah penderitaan atau pencobaan (Yakobus 1:2-4; Roma 5:3-4). Sikap dan respon yang tepat ketika berada dalam kesulitan mempercepat munculnya karakter. Sebaliknya, sikap/respon yang salah memperlambat terbentuknya sebuah karakter, tapi sayangnya kebanyakan orang Kristen menghindari proses yang satu ini dan cenderung apatis yang mengakibatkan gagal ditengah jalan.