MERINDING, Kisah Persahabatan Mahasiswa Beda Suku dan Agama hingga Meninggal
Dalam postingannya di akun Twitter @WidyoLita, Lita Widyo menuliskan bahwa para mahasiswanya tersebut berasal dari berbagai latar belakang.
Pecah tangis keluarga & para sahabat.
Jenasah dibawa ke rumah duka, sebuah kota kecil.
Sy tak mampu gambarkan wajah-wajah duka, tak juga perlu berkata-kata, cuma menepuk-nepuk pundak anak-anak muda itu satu demi satu," tulisnya.
• Momen Langka saat Jokowi Imunisasi Anak di Posyandu
• JADWAL AC Milan vs Juventus, Napoli vs Inter Milan, Menuju Final Coppa Italia
Selang setahun kemudian, teman-teman si A lulus dan menyiapkan acara khusus untuk mendoakan si A.
"Waktu berlalu, mungkin setahun kemudian, saya dengar bbrp dari mereka dinyatakan lulus.
Saat yudisium menjelang wisuda ada sesuatu yg tak biasa.
Kawanan ini menyiapkan sesuatu di luar acara resmi, 1 seremoni kecil berisi kenangan dan doa bersama utk teman kesayangan mereka, A," tulisnya.
Rupanya, teman-teman si A merasa bahwa sosok A itu sangat memberikan semangat kepada mereka.
"Mereka bilang kami lulus atas semangat A, bagi kami dia ada di sini lulus bareng kami.
Hadir di situ ortu A yg relasinya makin kuat dgn para sahabat putrinya.
Salut & cinta saya utk anak-anak muda hebat itu dimanapun mereka kini berada.
Saya rindu Indonesia yg toleran," tulisnya.
Melihat indahnya toleransi yang dilakukan mahasiswanya tersebut, Lita Widyo mengaku sangat bahagia.
Lita Widyo mengaku rindu dengan anak muda yang bisa menghargai perbedaan tanpa sekat agama, ras dan suku.
"Saya rindu makin banyak anak muda seperti mereka, yang matanya bening tak terkotori perbedaan, yang punya hati jauh lebih luas dibanding sekedar sekat agama dan ras yang seringkali membutakan," tulisnya.
Ditengah viralnya postingan tersebut orang tua mahasiswa yang kehilangan anaknya akibat kecelakaan tersebut memuji sang dosen yang telah berhasil mendidik mahasiswanya.