KKB Papua Klaim Rebut Senjata Prajurit TNI di Helikopter yang Hilang, Penjelasan Kodam Cenderawasih
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan bahwa helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang di Papua, telah telah ditemukan.
Menurut Asaribab, titik jatuhnya MI-17 dianggap sakral oleh masyarakat setempat, sehingga ia meminta restu dari warga setempat.

Pangdam XVII /Cenderawasih juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati dan masyarakat Pegunungan Bintang serta unsur TNI - Polri atas partisipasinya sebagai pemberi informasi dan penunjuk jalan dan memberikan dukungan sehingga heli yg jatuh telah ditemukan.
"Mengingat lokasi tersebut masih dianggap sakral oleh masyarakat, kami juga mohon ijin dan restu kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Distrik Oksop untuk mendukung kami dalam misi kemanusiaan.
Kami akan melakukan kegiatan evakuasi bagi para prajurit kami yang gugur dan menjadi korban dalam kecelakaan heli tersebut", kata Pangdam Asaribab di Bandara Oksibil.
Wakil Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XII Cenderawasih Letnan Kolonel (Inf) Dax Sianturi menegaskan pernyataan dari kelompok kriminal bersenjata bahwa mereka yang telah menembak helikopter MI-17 di Distrik Oksop hanyalah sebuah propaganda.
”Sudah lama tidak ada pergerakan kelompok separatis bersenjata di Pegunungan Bintang.
Pernyataan itu hanyalah propaganda,” kata Dax.
Sebelumnya, pada Minggu kemarin, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, mengklaim, pihaknya terlibat insiden jatuhnya helikopter TNI pada Juni 2019 tersebut.
Kelompok pimpinan Nason Mimin disebut bertanggung jawab menembak jatuh helikopter itu.
”Kelompok itu telah menemukan puing-puing helikopter.
Mereka sudah mengambil senjata milik para penumpangnya pada 4 Februari 2020,” kata Sebby.
Helikopter ini dipiloti Kapten CPN Aris membawa 12 penumpang dan crew terbang dari Okbibab ke Oksibil.
Adapun nama-nama awak helikopter tersebut yaitu:
Kapten CPN Aris (pilot),
Lettu CPN Bambang (pilot),