News Video

Mengerikan, Begini Potret Desa tak Berpenghuni di Kaki Gunung Sinabung

Letusan Gunung Sinabung pada 2010 menyimpan ruang hampa nyawa. Sejumlah desa tak berpenghuni bagaikan gambaran peradaban kelabu

Penulis: Alija Magribi | Editor: Hendrik Naipospos

David Sembiring, salah seorang warga mengatakan berbagai opsi diberikan bagi masyarakat yang papannya dihantam abu Sinabung, yaitu merelokasi ke tempat yang aman atau penggantian uang Rp150 juta.

"Pemerintah waktu itu beri pilihan, uang Rp150 juta atau direlokasi ke tempat lain seperti ke Siosar. Banyak juga yang memilih uang dan meninggalkan tempat tinggal," ujar David.

Penampakan rumah rumah warga kaki Gunung Sinabung yang tak lagi ditinggal penghuninya usai letusan Gunung Sinabung beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir
Penampakan rumah rumah warga kaki Gunung Sinabung yang tak lagi ditinggal penghuninya usai letusan Gunung Sinabung beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir (T R I B U N MEDAN/Alija Magribi)

UNIKNYA Miniatur Gunung Sinabung Berasap, Ikon Peradaban Baru Kawasan Relokasi Siosar

Terang David, meski rumah ditinggalkan, namun ladang tempat mendulang rezeki masih dimanfaatkan oleh pemiliknya.

Ladang-ladang ini masih ditanami komoditas pertanian oleh warga yang berharap Sinabung akan berhenti suatu saat nanti.

Perlu diketahui, kemarahan Sinabung berlangsung beberapa kali kurun waktu 10 tahun terakhir.

Beberapa korban jiwa jatuh dan tak sedikit warga yang mengalami luka-luka hingga cacat.

Akibat dari status vulkanik Sinabung ini, beberapa daerah yang berlokasi cukup jauh pun seperti; Medan, Langkat, Aceh Tenggara, Deliserdang, Dairi, Pakpak Bharat, Serdangbedagai, Simalungun hingga Tebingtinggi sempat diselimuti abu tebal hingga ringan.

(mag/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved