Perkelahian Suami Istri Berujung Kematian Anak (4 Tahun) Mulai Terkuak, Diduga Motif Cemburu
Perkelahian Suami Istri Berujung Kematian Anak (4 Tahun) Mulai Terkuak, Diduga Motif Cemburu
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
Perkelahian Suami Istri Berujung Kematian Anak (4 Tahun) Mulai Terkuak, Diduga Motif Cemburu
Laporan Wartawan Tri bun Medan, Arjuna Bakkara
TRI BUN-MEDAN.COM, HUMBAHAS - Teka-teki pembunuhan di Dusun Peadungdung, Desa Peadungdung, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbahas pada Sabtu (29/2/2020) lalu, mulai terkuak.
Pasangan suami istri yakni Louker Tarihoran (42) dan Sinta Lase (35) diduga terlibat perkelahian.
Tak dinyana, perkelahian itu pula yang memicu terbunuhnya sang anak, Doni Tarihoran (4).
Warga setempat, M Siregar mengatakan, tragedi itu dipicu rasa cemburu Louker Tarihoran terhadap istrinya, Sinta Lase.
Ia menuturkan, sebelum menikah dengan Loiker, Sinta telah berumah tangga.
Suami pertama Sinta juga marga Tarihoran, sama dengan suami keduanya.
“Sebelumnya si Sinta ini sudah bersuami dengan marga Tarihoran dan memiliki seorang putri. Suaminya itu meninggal dunia. Seiring berjalannya waktu, Sinta kemudian dijodohkan dengan Loiker,” kata pria bermarga Siregar tersebut.
Kata Siregar, selama ini hubungan pasutri itu terlihat harmonis.
Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak termasuk Doni yang tewas dalam kejadian itu.
“Sepengetahuan kami hubungan rumah tangga mereka ini bisa dikatakan harmonis, sebab tidak pernah terdengar cekcok besar,” ujarnya.
Belakangan, Loiker cemburu karena melihat adik kandungnya dekat dengan Sinta.
Ia menambahkan, selama ini Loiker disebut selalu kerja mandah di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.
“Jadi, dua minggu sekali baru pulang kampung. Dalam hubungan bermasyarakat, si Loiker ini baik orangnya, walau dia tidak ada sekolahnya,” imbuhnya.
Boru Sipahutar, tetangga sekampung Loiker, juga mengamini rumah tangga pasangan itu tidak pernah terdengar cekcok.
“Beberapa hari yang lalu, kudengar si Loiker ini permisi pergi ‘maradat’ (menghadiri pesta) di Medan. Hari Sabtu itu dia pulang,” sebutnya.
Pada saat kembali, Loiker pun langsung menyusul ke ladang. Di sana, Loiker diduga melihat istri dan anaknya, sedang bersama adik kandungnya.
“Di situlah terjadi peristiwa ini,” sebut wanita itu.
Dugaan itu mencuat karena di lokasi pembantaian ditemukan 3 pasang sendal orang dewasa seusai kejadian.
Sebelumnya, warga Dusun Peadungdung, Desa Peadungdung Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbahas, dihebohkan penemuan pasutri dalam kondisi kritis pada Sabtu (29/2/2020).
Di lokasi yang sama, anak pasutri tersebut ditemukan telah meninggal dunia.
Belakangan diketahui, pasutri itu adalah Louker Tarihoran (42) dan Sinta Lase (35).
Peristiwa itu diketahui pertama sekali oleh saksi Ruslan Silaban sekira pukul 17.30 WIB.
Kejadian berdarah itu diketahui berada di ladang berjarak yang 1,5 KM dari jalan di Desa Peadundung Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ruslan Silaban kemudian menjumpai Rinaldi Siregar dan memberitahu bahwa Sinta Lase dalam kondisi kritis dengan ususnya keluar.
Lalu Rinaldi Siregar menghubungi Polsek Pakkat.
Lalu pada pukul 18.00 WIB, Kapolsek Pakkat bersama anggota Polsek Pakkat tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan seorang anak meninggal dunia dan kedua orang tuanya dalam keadaan kritis.
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan atas motif pembunuhan tersebut.
Kasubbag Humas Polres Humbahas, Aiptu Syahril Purba menjelaskan, hingga kini masih proses penyelidikan pelaku dan motifnya masih dilakukan.
"Jadi pada Sabtu (29/2/2020) sore, seorang saksi bernama Ruslan Silaban menjumpai Rinaldi Siregar (saksi) memberitahukan Sinta boru Lase dalam kondisi kritis dengan ususnya keluar.
Saksi Rinaldi Siregar menghubungi Polsek Pakkat, pada pukul 18.00 WIB, Kapolsek Pakkat bersama anggota Polsek pakkat tiba di TKP.
Dari lokasi tersebut ditemukan satu orang anak-anak meninggal dunia dan dua orang suami istri dalam keadaan kritis," ungkapnya.
(Jun/tribun-medan.com)