Pengakuan Terbaru Budi Rahmat (45) yang Tega Membunuh Putri Kandungnya DS (13) yang Masih Siswi SMP
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan ayah kandung DS sebagai tersangka pembunuhan Putrinya
Pelaku membawa jasad anaknya ke gorong-gorong dari rumah kosong itu menggunakan motor.
Korban dibonceng dengan kondisi kedua tangannya terikat seperti memeluk.
"Jadi pelaku sudah tahu setelah mencekik korban yang juga anak kandungnya itu telah tewas. Ditinggalkan kerja lagi baru dibawa ke gorong-gorong sekolahnya untuk disembunyikan," pungkasnya.
Pelaku memasukkan korban ke gorong-gorong secara paksa.
"Mayat korban saat dimasukan gorong-gorong dipaksakan oleh pelaku. Supaya tersembunyi ke dalam gorong-gorong itu, pelaku mendorong mayat korban pakai salah satu kaki mencapai 2 meter jaraknya dari mulut gorong-gorong itu," kata Anom.
Mulanya, pelaku mengira aksinya dapat mengaburkan perbuatan jahatnya dan menganggap kematian anaknya karena kecelakaan.
"Memang mayat korban membusuk secara kasat mata sulit untuk diketahui sidik jari pelaku. Namun, hasil otopsi yang sudah diliput rekan-rekan sebelumnya berhasil mengungkap ciri-ciri kekerasan pelaku," tambahnya.
Terbaru, Budi Rahmat mengungkapkan bahwa dirinya pertama mengakui perbuatannya saat dibawa polisi ke TKP pembunuhan.
Budi Rahmat mengakui seluruh perbuatannya telah mencekik anak kandungnya di rumah kosong hingga tewas.
Saat dibawa ke TKP pembunuhan, Budi Rahmat mengaku sempat bersujud.
Budi Rahmat juga mengaku kalau dirinya sempat mendoakan anaknya.
"Saya pertama kali mengaku saat dibawa ke rumah kosong itu oleh Polisi, saya langsung bersujud dan meminta maaf sekaligus mendoakan anak saya," jelas Budi kepada Kompas.com di Ruang Sel Tahanan Mako Polres Tasikmalaya Kota, Rabu (4/3/2020).

Penemuan mayat siswi SMP di gorong-gorong depan sekolah di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/1/2020) sore. (Tribun Jabar/IST/KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)
Kini Budi mengaku sangat menyesali perbuatanya termasuk perkataan bohongnya kepada semua orang selama ini.
Ia mengaku kerap berbohong jika dirinya merasa tertekan dan tak mau ambil pusing.
"Saya akui saya selalu berbohong kalau ada masalah ke saya. Ini jadi begini jadinya," ungkap Budi, sembari enggan menjawab lagi pertanyaan yang dilontarkan sembari kembali duduk di pojok sel.